Profil gas darah anak babi (Sus scrofa) setelah induksi sepsis dan resusitasi cairan

  • Ega Iftahul Rizky Program Sarjana, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Rismala Dewi Pascasarjana, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, RSCM Jakarta
  • . Gunanti Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Riki Siswandi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Dwi Utari Rahmiati Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
Keywords: cairan modifikasi gelatin 4%, gas darah, induksi sepsis, lipopolisakarida, ringer asetat maleat

Abstract

Sepsis merupakan respon sistemik yang disebabkan oleh infeksi. Mortalitas sepsis dapat mencapai 30% meskipun telah dilakukan perawatan intensif. Renjatan sepsis adalah sepsis yang disertai dengan gangguan pada organ kardiovaskular dan respirasi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi parameter gas darah setelah induksi sepsis dan resusitasi cairan. Sebanyak 10 ekor anak babi dengan berat badan 10-13 kg dan umur 2-3 bulan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Kelompok pertama diresusitasikan dengan cairan koloid modifikasi gelatin 4% (MFG 4%) sedangkan kelompok dua diresusitasikan dengan cairan kristaloid ringer asetat malat (RAM). Lipopolisakarida E. coli sebanyak 50 ug/kg berat badan diberikan dengan rute intravena untuk menginduksi terjadinya sepsis. Induksi sepsis menyebabkan penurunan pH dan PaO2, serta peningkatan PaCO2 dan laktat secara nyata (p<0.05). Resusitasi cairan dilakukan setelah renjatan sepsis. Resusitasi dengan cairan koloid dapat mengembalikan nilai PaCO2 dan PaO2 mendekati normal, serta menekan edema paru. Resusitasi dengan cairan koloid dinilai lebih baik karena dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat renjatan sepsis.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Guyton AC, Hall JE. 1996. Textbook of Medical Fisiology. Philadelphia (US):W.B Saunders Company.

Lv R, Zhou W, Chu C, Xu J. 2005. Mechanism of the effect of hydroxyethylstarch on reducing pulmonary capillary permeability in a rat model ofsepsis. Ann Clin Lab Sci. 35:174-83.

Mills M. 1968. Pulmonary effects on nonthoracic trauma the clinical syndrome.Crit Care Med. 8: 651-5.

Nyoman IS. 2010. Terapi cairan pada anjing dan kucing. Buletin Vet Udayana. 2(2):69-83

VanDer HM, Verhey J, VanNiew AGP, Groeneveld AB. 2009. Crystalloid or colloid fluid loading and pulmonary permeability, edema, and injury inseptic and nonseptic critically ill patients with hypovolemia. Crit Care Med.37:1275-81.

Widjaja H. 2011. Pengaruh pemberian vitamin c terhadap aktifitas fagositosismakrofag dan kadar vitamin c dalam cairan intraperitoneal mencit BALB/Cdengan sepsis [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Published
2018-05-02
How to Cite
RizkyE. I., DewiR., Gunanti., SiswandiR., & RahmiatiD. U. (2018). Profil gas darah anak babi (Sus scrofa) setelah induksi sepsis dan resusitasi cairan. ARSHI Veterinary Letters, 2(2), 31-32. https://doi.org/10.29244/avl.2.2.31-32
##plugins.generic.relatedArticle.noArticleFound##