Peran Administrasi Pertanahan dalam Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Pertanian Lahan Basah Kabupaten Bogor

The Role of Land Administration in Controlling the Utilization of Wetland Agricultural Areas in Bogor Regency

  • Pramusintha Nugraha Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, 16680, Indonesia
  • Budi Mulyanto Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Meranti, Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat, 16680, Indonesia
  • Khursatul Munibah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jalan Meranti, Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat, 16680, Indonesia
Keywords: control of spatial use, Geographically Weighted Regression, land administration, land use change

Abstract

The area of irrigated rice fields during 2017-2018 has decreased by 19.84% in Indonesia and 30.10% in Bogor Regency. Wetland agricultural area of Bogor Regency Spatial Plan (RTRW) is intended for wetland food crops (lowland rice) which are cultivated intensively because their potential to provide an irrigation system thus urge to be protected. In certain conditions, land registration has impact on the conversion of agricultural land. This study aims to examine the relationship between land administration and the conversion of agricultural land. Interpretation of Google Earth imagery and field checks are methods for inventories of constructed land. The relationship between the variable y (built-up area) and the variable x (land administration) is modeled by Geographically Weighted Regression (GWR). Literature study of land administration regulations was carried out to understand the modeling results with the realities that occur in the field. The dynamics of land administration are greatest in the northern part of Central WP Bogor Regency, in the suburbs of South Tangerang City, and Depok City. The modeling produces a global value of R2 0.72 and local R2 0.44 to 0.86, meaning that land administration has the opportunity to become an instrument of control, by tightening the service requirements specified in the Regulation of the Head of the National Land Agency RI No. 1 Tahun 2010.

References

Amir, R. A., Barus, B., & Soetarto, E. (2020). Dinamika Spasial Tanah Terdaftar dan Implikasinya terhadap Sistem Penghidupan Masyarakat Lokal di Kabupaten Takalar. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan), 4 (2), 134–153.

Audina, B. (2018). Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang Tidak Dilakukan oleh Masyarakat di Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. E-Journal Fatwa Hukum Faculty of Law Universitas Tanjungpura, 1 (1).

Barus, B., Panuju, D., Iman, L., Trisasongko, B., Gandasasmita, K., & Kusumo, R. (2011). Pemetaan Potensi Konversi Lahan Sawah dalam Kaitan Lahan Pertanian Berkelanjutan dengan Analisis Spasial. Dalam D.P. Ariyanto, WS Dewi, dan Suwardi (Penyunting). Pros. Semin. dan Kongr. HITI X, di Solo. Hal. 554-561

Belay, A. (2010). The effects of rural land certification in securing land rights: a case of Amhara region, Ethiopia. Unpublished Thesis Submitted to the International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation, the Netherlands

[BPN RI] Badan Pertanahan Nasional RI. (2010). Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Jakarta: BPN RI

Cecilia, C. (2016). Meningkatnya Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Melakukan Pendaftaran Tanah Warisan (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Stabat). Premise Law Journal, 6, 1-23.

Deininger, K., Ali, D. A. & Alemu, T. (2011). Impacts of land certification on tenure security, investment, and land market participation: Evidence from Ethiopia. Land Economics. https://doi.org/10.3368/le.87.2.312

Endeng, E. (2019). Kewenangan Badan Pertanahan Nasional di bawah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Karawang. Jurnal Hukum Positum, 4 (1), 116.-134.

Djakapermana, R. D. (2009). Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur: Upaya Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dengan Kelestarian Lingkungan Hidup. Buletin Online Tata Ruang, Juli-Agust. http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/

Dwinanto, A. A. P., Munibah, K., & Sudadi, U. (2016). Model Perubahan dan Arahan Penggunaan Lahan untuk Mendukung Ketersediaan Beras di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap. TATALOKA, 18 (3), 157-171.

Fajarini, R., Barus, B., & Panuju, D. R. (2015). Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan dan Prediksinya untuk Tahun 2025 Serta Keterkaitannya Dengan Perencanaan Tata Ruang 2005-2025 di Kabupaten Bogor. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 17 (1), 8-15.

[Kementan] Kementerian Pertanian. (2019). Statistik Lahan Pertanian Tahun 2014-2018. Jakarta: Kementan

Mardiana, Y. S., Siregar, H., & Juanda, B. (2016). Pengaruh Sertifikasi Tanah Terhadap Nilai Tanah Dan Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (JABM), 2(3), 304.

Marzuki, A. (2018). Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah, Konversi Tanah dan Rasio Tanah Terdaftar serta Arahan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Cirebon. Institut Pertanian Bogor

Munawir, M., Barus, B., & Sudadi, U. (2019). Analisis Spasial Dinamika Konversi Lahan Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. TATALOKA, 21 (2), 237-252.

[Pemda Kab. Bogor] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. (2016). Aspek Regional Kabupaten Bogor. [diakses 2020 Apr 16]. http://www.bogorkab.go.id

[Pemda Kab. Bogor] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. (2016). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016 tentang RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036. Cibinong: Pemda Kab. Bogor

Prabowo, H. L. (2019). Study of parcels-based Land Use Planning in Urban areas dan Rural Areas (Case Study of Mantrijeron Sub-district, Yogyakarta City and Bambanglipuro Sub-district, Bantul Regency). JGISE: Journal of Geospatial Information Science and Engineering, 2 (1), 171–184.

Pravitasari, A. E., Saizen, I., Tsutsumida, N., Rustiadi, E., & Pribadi, D. O. (2015). Local Spatially Dependent Driving Forces of Urban Expansion in an Emerging Asian Megacity: The case of Greater Jakarta (Jabodetabek). Journal of Sustainable Development, 8 (1).

Sitorus, Mt. Felix, et al. Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun Gunawan Wiradi. Edited by Suhendar, Endang, et al, AKATIGA, 2002.

Sumarto, S., Nugroho, P., & Prihandito, A. (2010). Penyediaan Tanah untuk Pemukiman di Kabupaten Kendal Studi Kasus Pengaplingan Tanah di Kelurahan Langenharjo. Forum Illmiah Tahunan, Ikatan Surveyor Indonesia, A-1-A-13

Sumaryanto, Friyatno, S., & Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian dan Dampak Negatifnya. Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, 1-18.

Syahyuti, N. (2016). Delandreformisasi sebagai Gejala Anti Landreform di Indonesia: Karakter, Penyebab dan Upaya untuk Pengendaliannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29 (2).

Published
2021-02-28
How to Cite
NugrahaP., MulyantoB., & MunibahK. (2021). Peran Administrasi Pertanahan dalam Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Pertanian Lahan Basah Kabupaten Bogor: The Role of Land Administration in Controlling the Utilization of Wetland Agricultural Areas in Bogor Regency. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 5(1), 28-43. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2021.5.1.28-43