Analisis Karakteristik dan Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Permukiman ‘Kampung Braga’ - Kota Bandung

  • Ake Wihadanto Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Lingkar kampus, Level 5 Wing 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Baba Barus Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Lingkar kampus, Level 5 Wing 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Noer Azam Achsani Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Lingkar kampus, Level 5 Wing 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Deddy S. Bratakusumah Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia, Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Keywords: kampung Braga, slum settlement, index quality of the area

Abstract

An unexpected growth of slum settlement has been happening in most of Indonesian cities. “Kampung Braga” is one of the slum areas located in one of strategic areas in the centre of Bandung city. It is an enclave that lies along the side of Cikapundung river and surrounded by the tourism area. This research analyzed characteristics and untidiness level of “Kampung Braga”. The untidiness level assessment was based on dimensions (aspects) stated by Minister of Public Works and Housing’s Regulation no. 02/PRT/M/2016 regarding housing and slum area quality development: (1) building; (2) surrounding road; (3) water; (4) drainage; (5) waste management; (6) trash management; and (7) fire security. This research also formulated composite index that can be used in area quality assessment. The index consists of the following aspects or indicators: (1) The buildings’ density; (2) people’s density per lot; (3) availability of infrastructures and utilities; (4) availability of open public space; (5) inexpediency to area’s spatial planning; and (6) lot’s ownership. The index was determined or calculated based on weighted average of those indicators. The results show that(1) most of the residents are small (low scale) entrepreneurs in trading, with low level of education and income; (2)most of the buildings are under 45 m2, occupied by 8 people (mostly consists of 2 households), lie on high density location, and in improper condition; (3) Low level infrastructures (road, water, waste treatment facility, drainage, and green area); and (4)spatially, the buildings lie irrelarly, and some of those are also located at the bank of Cikapundung river. The overall condition is also reflected in the result of the quantitative assessment that the quality of “Kampung Braga” is categorized as “Very Low” which score of 0.25 (0.00 – 1.00 scale), and “Very High Slum” (score 88).  Therefore, “Kampung Braga” needs to be transformed in order to enhance quality of the area, as well as people’s quality of life.

References

[Kemenpupera] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2006). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Jakarta: Kemenpupera

[UNESCAP dan UN-HABITAT]. (2008). Panduan Ringkas untuk Pembuat Kebijakan 2, Perumahan untuk MBR: Memberi Tempat yang Layak Bagi Kaum Miskin Kota. Edisi Indonesia. Naerobi: United Nations Office.

Adiksukma, Dana. (2016). Regionalisasi Pengelolaan Permukiman Kumuh pada Aspek Infrastruktur dan Kelembagaan di Kabupaten Pekalongan. Perspektif Pengembangan Wilayah dan Kota, Eko Budi Santoso & Prananda Navitas, Ed. 151-194, Bab 7. Yogyakarta: Teknosain.

Hapsariniatya, A. Widyarini, Darmaningtyas, Puspita, Subagio, Irma, & Kusna, Monike. (2012). Kampung Braga dan Kawasan Tepi Air Cikapundung yang Berkelanjutan sebagai Kawasan Tujuan Wisata di Bandung.

http://www.academia.edu/2999173/Kampung_Braga_dan_Kawasan_Tepi_Air_Cikapundung_yang_Berkelanjutan_sebagai_Kawasan_Tujuan_Wisata_di_Bandung [20 Des 2016]

Hutagalung, Ridwan, & Nugraha, Taufanny. (2008) Braga Jantung Parijs Van Java. Jakarta: Ka Bandung, 2008, pp.20-26.

Hyra, Derek S. (2012). Conceptualizing The New Urban Renewal: Comparing The Past to the Present. Urban Affair Review, 48(4), 498-527.

Kumala, Sri, & Yusman Fitri. (2014). Kajian Karakteristik dan Metode Penangan Kawasan Kumuh (Studi Sasus: Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang). Jurnal Teknik PWK, 3(2), 244-253. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk [15 Nov 2016].

Kumar, Rajit. (2005). Research Methodology: A Step By Step Guide For Beginners, 81-91. Second Edition. London: Sage Publication Ltd.

Mukhija, Vinit. (2002). An Analytical Framework for Urban Upgrading: Property Rights, Property Values and Physical Aattributes. Habitat Internasional, 26, 70-80.

Nguyen, Tanh T.N. (2016). Identifying and Assessing The Residency Effect in Pocatello, Idaho, Using Combined Census and Parcel Data. Applied Geography, 69, 10-24.

Nuryahbani, R, & Pigawati, B. (2015). Karakteristik Kawasan Permukiman Kumuh di Kampung Kota. Jurnal Teknik PWK, 4, 267-281. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk [15 Nov 2016]

Prasetyo, Wahyu Tirto, & Rahayu, Sri. (2013). Kajian kualitas permukiman dengan citra Quickbird dan SIG di Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Jurnal Teknik PWK,2(2),293-302.

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk. [15 Nov 2016]

Priyono, Jumadi, & Kurniasari, MI. (2013). Pengukuraan Kualitas Permukiman Hubungannya dengan Tingkat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Sragen: Upaya Awal untuk Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Strategi Pengurangan Resiko Penyakit. Jurnal Geoedukasi, (2)1, 52-59.

Published
2017-06-25
How to Cite
WihadantoA., BarusB., AchsaniN. A., & BratakusumahD. S. (2017). Analisis Karakteristik dan Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Permukiman ‘Kampung Braga’ - Kota Bandung. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 1(2), 132-144. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2017.1.2.132-144