Main Article Content

Abstract

Abstract
Fresh milk is the raw material in milk processing industries. In fact, the amount of fresh milk tend to decrease every year. PT Frisian Flag Indonesia (FFI) is one of Milk Processing Industries in Indonesia. FFI has 18 fresh milk suppliers which locate in DKI Jakarta, West Java, Central Java and East Java. This scarcity of fresh milk will affect the continuity of production in FFI. The high demands of sweetened condensed milk (SCM) and ready to drink (RTD) products constrain FFI to be selective in choosing suppliers. Due to limited amount of fresh milk supplies, optimization of fresh milk supplies needs to be carried out in order to maintain the business. It was expected that linear programming model could provide an overview of fresh milk allocation from each supplier, therefore the amount of supplier could be maintained. The results showed that FFI required only 14 out of 18 existing suppliers for producing SCM and RTD. FFI needed 30.6 billion rupiah of 31 billion rupiah for allocating fresh milk supplies budget. Post optimal analysis using the sensitivity analysis, we can see the changes in the amount of supply cost, fresh milk supplies, demand level
and budget cost to get know about the permitted changes but did not affect the optimal value obtained.
Keywords: fresh milk, supply, demand, linear programming, sensitivity analysis

Abstrak
Susu murni merupakan bahan baku dalam industri pengolahan susu (IPS). Kenyataannya, jumlah susu murni selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. PT. Frisian Flag (FFI) merupakan salah satu dari IPS
yang ada di Indonesia. Jumlah supplier FFI untuk susu murni mencapai 18 supplier yang tersebar di DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kelangkaan susu murni ini mempengaruhi kelangsungan produksi di FFI. Permintaan yang tinggi produk susu kental manis (SKM) dan ready to drink (RTD) mengharuskan FFI untuk selektif dalam memilih supplier yang ada. Dengan keterbatasan jumlah pasokan susu murni, perlu dilakukan optimisasi pengadaan susu murni. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Penggunaan model linear programming diharapkan mampu memberikan gambaran dalam pengalokasian susu murni dari setiap supplier sehingga jumlah pasokan bisa terjaga. Hasil akhir yang didapat dari penghitungan ini adalah dengan 18 supplier yang ada, FFI hanya membutuhkan 14 supplier untuk memproduksi SKM dan RTD. Selain itu, dengan biaya anggaran pasokan susu murni sebesar Rp 31 milyar per bulan, didapatkan hasil optimal sebesar Rp 30.6 milyar per bulan. Dengan bantuan analisis sensitivitas, perubahan jumlah biaya pasokan, supply susu murni, tingkat kebutuhan, dan anggaran biaya dapat dilihat untuk mengetahui perubahan yang diperbolehkan namun tidak mempengaruhi nilai optimal yang didapat.
Kata kunci : susu murni, supply, permintaan, linear programming, analisis sensitivitas

Diterima: 14 November 2014; Disetujui: 10 Februari 2015

Article Details

Author Biographies

Wibowo Setio Laksono

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, IPB

Amzul Arifin

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB

Imam Teguh Saptono

Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, IPB