Main Article Content

Abstract

Sejak jaman kolonial hingga saat ini, keberadaan petani masih
dianggap sebagai factor produksi (produsen), yang terus menjadi sapi perahan (ekosloitasi) bagi pelaku bisnis pertanian yang bergerak pada pengadaan saprodi (sarana produksi), pasca panen dan pemasaran hasil, sehingga petani tak berdaya untuk bergerak dari pola usaha tani tradisional yang bersifat subsisten menuju usaha tani moderen yang bersifat komersial. Petani berada dalam posisi "pasrah" menerima dan mengikuti perilaku dan mekanisme pasar yang belum memihak kepada petani, yang menyebabkan tingkat kehidupan petani relatif statis berada pada lapisan bawah sehingga semakin sulit untuk mampu keluar dari
kondisi kerniskinan dan keterbelakangan.

Article Details