Main Article Content

Abstract

Abstract

Honey extractor is a tool used by farmers group “Bunga Alam Lestari”, Batang Regency to squeeze honey from the honeycomb which has been harvested. The tool owned by the farmers is categorized simple. It is operated manually, therefore the extortion process of honeycomb takes a long time. The tool design is not ergonomic yet since the farmers have to pour the honey manually into the collecting bucket. The farmers also have to move the honey extractor from one farm to another farm during the production period. Researchers improved the existing tools referring to ergonomics concept which is collaborating between manual frame and electric motor (hybrid), increasing the number of frames from 2 to 10, creating mechanism of frame rotating termination (braking), adding of transferal tools,and improving the mechanism of the flow of honey without reversing the tool to pour the honey. The test results of the new tool show improvement of the tools performance, specifically it takes only 180 second for one extortion which producing 16.75 kg of honey. The equipment owned by the farmers needs 360 seconds for one extortion time resulting of 3.35 kg honey.

Abstrak

Ekstraktor madu merupakan alat yang digunakan untuk memeras sarang madu yang telah dihasilkan oleh lebah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pengembangan desain dan pembuatan ekstraktor madu ini merupakan perbaikan dari alat yang dimiliki oleh Kelompok Petani Bunga Alam Lestari Kabupaten Batang. Alat yang dimiliki petani memiliki kekurangan antara lain : masih manual, tidak ergonomis, waktu pemerasan sarang madu lama dengan hasil madu yang sedikit, susah dalam pemindahan alat tersebut. Peneliti melakukan perbaikan alat yang ada dengan merujuk pada konsep ergonomi, mengkolaborasikan pemutar frame antara manual dan motor listrik (hybrid), menambah jumlah frame dari 2 menjadi 10, membuat mekanisme penghentian putaran frame (pengereman), penambahan pemindah alat, memperbaiki mekanisme aliran madu hasil pemerasan. Hasil pengujian terhadap alat yang peneliti buat satu kali proses pemerasan dibutuhkan waktu 180 detik dengan menghasilkan 16.75 kg madu sedangkan alat yang dimiliki petani waktu pemerasan 360 detik dengan madu yang dihasilkan 3.35 kg. Jadi dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pemerasan 50% lebih cepat dengan volume berat madu 5 kali lebih besar dibandingkan dengan alat yang dimiliki petani.

Keywords

honey extractor bees ergonomics design honey farmer

Article Details

References

  1. Alex, S. 2010. Keajiaban propolis dalam mengobati penyakit. Armico, Bandung
  2. Dulay, R. 2012. Rancang bangun mesin ekstraktor lebah madu dengan kapasitas 34 kg/jam. (Skripsi). Teknik Mesin Universitas Negeri Medan, Unimed. Medan
  3. Bondan, S.T., 2010. Pengantar material teknik. Selemba Teknika, Jakarta
  4. Syakhroni dan Khoiriyah, 2015. Perancangan Ulang Ekstraktor Madu untuk Kenyamanan Kerja petani Madu (Studi Kasus di Kelompok
  5. Petani Bunga Alam Lestari), Prosiding Seminar Nasional SATELIT 2015, ISBN : 978-73385-0-0, Malang
  6. Khoiriyah dan Syakhroni, 2016. Rancang Ulang dan Pembuatan Ekstraktor Madu yang Lebih Ergonomis dan Efisien (Studi Kasus : Kelompok
  7. Petani Madu Kabupaten Batang), Prosiding Seminar Nasional SENS II 2016, ISBN : 978-602-0960-46-3, Semarang
  8. Ulrich, T. Karl, and D.E. Steven. 2000. Perancangan dan pengembangan produk. Salemba Teknika, Jakarta
  9. Wignjosoebroto, S,. 1995. Ergonomi studi gerak dan waktu. Guna Widya. Jakarta