Potensi Limbah Tahu untuk Menghasilkan Listrik pada Tiga Model Sistem Microbial Fuel Cell (MFC)

Tofu Wastewater Potency for Generating Electricity Using Three Models of Microbial Fuel Cell (MFC)

  • Amanda Kusuma Dewi Program Studi Bioteknologi Tanah dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, IPB University
  • Gunawan Djajakirana Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University
  • Dwi Andreas Santosa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University
Kata Kunci: Bioelectrochemical, Staphylococcus saprophyticus, Aeromonas caviae, Single chamber, Nafion, Salt bridge

Abstrak

Sampah organik dari industri tahu pada umumnya hanya dibuang ke aliran sungai di sekitarnya dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah cair tahu mengandung banyak protein, sehingga dalam proses dekomposisi menghasilkan amonia yang menyebabkan bau. Kurangnya peneliti yang memahami bahwa limbah tahu juga dapat digunakan sebagai substrat dalam Sel Bahan Bakar Mikro (MFC). MFC adalah sistem atau perangkat yang menggunakan bakteri sebagai katalis untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik. Elektron diproduksi oleh bakteri dari substrat yang ditransfer ke anoda (kutub negatif) dan dialirkan ke katoda (kutub positif), kemudian dihubungkan oleh perangkat konduktivitas termasuk resistor atau dioperasikan di bawah muatan untuk menghasilkan listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan limbah tahu sebagai substrat dalam anoda terhadap arus listrik di MFC juga mengetahui pemodelan MFC paling efektif dan menyediakan listrik dengan arus tertinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan MFC yang dianggap paling efektif dan menghasilkan tegangan tertinggi adalah sistem dual chamber dengan Nafion. Ruang ganda MFC dengan isolat Nafion Staphylococcus saprophyticus mampu menghasilkan nilai tegangan 3,74x105 mV dan nilai kerapatan daya 2,87x104 mW m-2.

Unduh

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Dewan, A., C. Donovan, D. Heo and H. Beyenal. 2010. Evaluating the performance of microbial fuel cells powering electronic devices. J. Power Sources, 195:90-96.

Diamond, D., S. Coyle, S. Scarmagnani and J. Hayes. 2008. Wireless sensor networks and chemo-biosensing. Chem. Rev., 108:652-679.

Franks, A.E. and K.P. Nevin. 2010. Microbial fuel cell, a current review. Energies, 3:899-919.

Hermayanti, A. dan I. Nugraha. 2014. Potensi perolehan energi listrik dari limbah cair industry tahu dengan metode salt bridge microbial fuel cell. J. Sains Dasar, 3(2):162-168.

Min, B., S. Cheng and B.E. Logan. 2005. Electricity generation using membrane and salt bridge microbial fuel cell. Water Research, 39:1675-1686.

Nimje, V.R., C.C. Chen, H.R. Chen, C.Y. Chen, M.J. Tseng, K.C. Cheng, R.C. Shih and Y.F. Chang. 2012. A single-chamber microbial fuel cell without an air cathode. Int. J. Mol. Sci., 13:3933-3948.

Nuryadin, S., D. Sikumbang and Pramudiyanti. 2014. The influence of semanggi waste liquid waste to the fishing of seeds of fish leledumbo. Scientific Expression Race, 2(1):1-14.

Parkash, A. 2016. Microbial fuel cells: a source of bioenergy. J. Microb Biochem Technol., 8(3): 247-255.

Diterbitkan
2020-04-01