ANALISIS KONTEKS WILAYAH TERHADAP PERCERAIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

  • Abdur Rofi Universitas Gadjah Mada
  • Ghina Salsabila Universitas Gadjah Mada

Abstract

Kajian terhadap terjadinya perceraian lebih banyak dilihat dari  faktor individual dan rumah tangga dan kurang banyak dikaji dari aspek konteks wilayah.  Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisis konteks wilayah dengan menganalisis kecenderungan dan sebaran spasial tingkat perceraian di Jawa Timur tahun 2012-2020 dan menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi wilayah dengan tingkat perceraian di Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari publikasi Badan Pusat Statistik. Analisis kecenderungan dan persebaran tingkat perceraian di Jawa Timur dilakukan secara deskriptif dan menggunakan indeks Hoover. Sementara itu, analisis hubungan antara tingkat perceraian dengan faktor sosial ekonomi wilayah menggunakan uji korelasi Pearson. Penelitian ini menemukan adanya peningkatan tingkat perceraian di Jawa Timur dari tahun 2012-2020 dengan persebaran tingkat perceraian yang tidak merata dan cenderung terkonsentrasi di wilayah tertentu. Hal tersebut tercermin dari semakin meningkatnya indeks Hoover. Faktor konteks wilayah di Jawa Timur yang berhubungan signifikan dengan tingkat perceraian adalah rata-rata lama sekolah dan persentase penduduk miskin. Perceraian memiliki korelasi positif dengan rata-rata lama sekolah dan sementara memiliki korelasi negatif dengan persentase penduduk miskin. Penelitian ini merekomendasikan cara mengurangi  tingkat perceraian di Jawa Timur, yaitu tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki tingkat pendidikan dan kemakmuran penduduk, tetapi juga memperbaiki kualitas pendidikan dan mendorong dekonsentrasi pendidikan dan kemakmuran.

Author Biographies

Abdur Rofi, Universitas Gadjah Mada

Depertemen Geografi Lingkunga, Fakultas Geografi, Terakreditasi A

Ghina Salsabila , Universitas Gadjah Mada

Depertemen Geografi Lingkunga, Fakultas Geografi, Terakreditasi A

References

Amato, P. R. (2010). Research on divorce: Continuing trends and new developments. Journal of Marriage and Family, 72(3), 650–666. https://doi.org/10.1111/j.1741-3737.2010.00723.x

Amato, P. R., & Beattie, B. (2011). Does the unemployment rate affect the divorce rate? An analysis of state data 1960–2005. Social Science Research, 40(3), 705–715. https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2010.12.012

Ambert, A.-M. (2009). Divorce: Facts, causes, and consequences contemporary family trends (3rd ed.). Ottawa, US; Vanier Institute of the Family.

Arimurti, I., & Nurmala, I. (2017). Analisis pengetahuan perempuan terhadap perilaku melakukan pernikahan usia dini di Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso. The Indonesian Journal of Public Health, 12(2), 249–262. https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.249-262

Asher, S. J., & Bloom, B. L. (2008). Geographic mobility as a factor in adjustment to divorce. Journal of Divorce, 6(4), 69–84. https://doi.org/10.1300/J279v06n04_05

Atmaja, H. T. (2014). Keberadaan Keluarga TKW Jawa Timur Berbasis Arena Produksi Kultural. Forum Ilmu Sosial, 41(1), 1–8. https://doi.org/10.15294/fis.v41i1.5375

Becker, G. S. (1993). A Treatise on the family enlarged edition. Massachusetts,US: Harvard University Press.

Becker, G. S., Landes, E. M., & Michael, R. T. (1977). An economic analysis of marital instability. Journal of Political Economy, 85(6), 1141–1187. http://www.jstor.org/stable/1837421

Boertien, D., & Härkönen, J. (2014). Less education, more divorce: Explaining the inverse relationship between women’s education and divorce. In Stockholm Research Reports in Demography. https://www.suda.su.se/polopoly_fs/1.290338.1467895103!/menu/standard/file/SRRD_2014_11.pdf

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2008). Rata-rata lama sekolah penduduk Jawa Timur menurut kabupaten/kota 2010-2016. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2012). Hasil survei sosial ekonomi nasional tahun 2012 Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2013). Hasil survei sosial ekonomi nasional tahun 2013 Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2014). Hasil survei sosial skonomi nasional tahun 2014 Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2017a). Jumlah nikah, talak dan cerai, serta rujuk tahun 2012-2015. Jakarta,ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2017b). Statistik Indonesia 2017. Jakarta, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2017c). Statistik kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Timur Tahun 2019. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik indeks kebahagiaan subdimensi Jawa Timur. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik kesejahteraan rakyat Provinsi Jawa Timur Tahun 2020. Jawa Timur, ID: Badan Pusat Statistik.

Choiriah, M. (2016). Indonesia darurat perceraian! Retrieved from https://www.merdeka.com/khas/ indonesia-darurat-perceraian-tren-perceraian-meningkat-1.html.

Clark, W., & Crompton, S. (2006). Till death do us part? The risk of first and second marriage dissolution. Retrieved from https://www150.statcan.gc.ca/n1/pub/11-008-x/2006001/pdf/9198-eng.pdf

Dewi, P. S., & Utami, M. S. (2018). Subjective eell‐being anak dari orang tua yang bercerai. Jurnal Psikologi, 35(2), 194 – 212. https://doi.org/10.22146/jpsi.7952

Dickler, J. (2018). Being rich may increase your odds of divorce. Retrieved from https://www.cnbc.com/2018/10/10/being-rich-may-increase-your-odds-of-divorce.html

Diekmann, A. (1994). Is women’s labor force participation caused by increasing divorce risks? Soziale Welt, 45(1), 83–97.

DiFurio, F., Lewis, W., & Goode, T. (2012). A Regional analysis of divorce rates. International Journal of Business and Social Science, 3(13), 38–43. http://www.ijbssnet.com/journals/Vol_3_No_13_July_2012/4.pdf

Dommaraju, P., & Jones, G. (2011). Divorce trends in Asia. Asian Journal of Social Science, 39(6), 725–750. https://doi.org/10.1163/156853108X327038

Fajar, A. (2019). Angka Cerai di Kalangan Guru Jatim Tinggi, Khofifah Ungkap Penyebabnya. Retrieved from https://jatim.idntimes.com/news/indonesia/ardiansyah-fajar/angka-cerai-di-kalangan-guru-jatim-tinggi-khofifah-ungkap-penyebabnya

Fischer, C. S. (1975). Toward a subcultural theory of urbanism. American Journal of Sociology, 80(6), 1319–1341. http://www.jstor.org/stable/2777297

Florida, R. (2008). Who’s your city?: How the creative economy Ii making Wwere to live the most important decision of your life. New York, US; Basic Books.

Frisco, M. L., & Williams, K. (2003). Perceived housework equity, marital pappiness, and divorce in Dual-Earner Households. Journal of Family Issues, 24(1), 51–73. https://doi.org/10.1177/0192513X02238520

Gautier, P. A., Svarer, M., & Teulings, C. (2010). Marriage and the city: Search frictions and sorting of singles. Journal of Urban Economics, 67(2), 206–218. https://doi.org/10.1016/j.jue.2009.08.007

González-Val, R., & Marcén, M. (2018). Unemployment, marriage and divorce. Applied Economics, 50(13), 1495–1508. https://doi.org/10.1080/00036846.2017.1366642

Hackstaff, K. B. (1999). Introduction: Watershed in the meaning of marriage (K. B. Hackstaff (Ed.); I). Philadelphia, US: Temple University Press.

Hou, F., & Omwanda, L. O. (1997). A multilevel analysis of the connection between female labour Force participation and divorce in Canada, 1931-1991. International Journal of Comparative Sociology, 38(3–4), 271–288. https://doi.org/10.1163/002071597X00063

Khotimah, K., & Ahmad, M. (2019). Dari sakral Ke profan:Pergeseran budaya perceraian di Kabupaten Cilacap. Muwazah-Jurnal Kajian Gender, 11(1), 83–100. https://doi.org/10.28918/muwazah.v11i1.1893

Kustini, & Rosidah, I. (Eds.). (2016). Ketika perempuan bersikap: tren cerai gugat masyarakat Muslim. Jakarta, ID: Kementerian Agama RI, Badan Litbang dan Diklat, Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Matondan, A. (2014). Faktor-faktor yang mengakibatkan perceraian dalam perkawinan. Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik, 2(2), 141–150. https://doi.org/10.31289/jppuma.v2i2.919

Rais, I. (2014). Tingginya angka cerai gugat (khulu’) di Indonesia: Analisis kritis terhadap penyebab dan alternatif solusi mengatasinya. Al-’Adalah, 12(1), 191–204. https://doi.org/10.24042/adalah.v12i1.183

Rogerson, P., & Plane, D. (2013). The Hoover Index of population concentration and the demographic components of change An article in memory of Andy Isserman. International Regional Science Review, 36, 97–114. https://doi.org/10.1177/0160017612440811

Sa’adah, M. (2018). Gender dan perceraian: Kasus cerai gugat Di Pengadilan Agama Bekasi. Muwazah-Jurnal Kajian Gender, 10(1), 47–57. https://doi.org/10.28918/muwazah.v10i1.1314

Setyaningsih, P. (2013). Pekerja perempuan dan segmentasi pasar kerja menurut wilayah kebudayaan di Provinsi Jawa Timur. Yogyakarta,ID: Universitas Gadjah Mada.

Thalib, A., & Lestari, M. (2017). Tingginya tingkat gugat cerai di Pengadilan Agama Pekanbaru. Hukum Islam, 17(1), 30–51. https://doi.org/10.24014/hi.v17i1.3961

Trent, K., & South, S. J. (1989). Structural determinants of the divorce date: A cross-societal analysis. Journal of Marriage and Family, 51(2), 391–404. http://www.jstor.org/stable/352502

Tristanto, A. (2020). Perceraian di masa pandemi Covid-19 dalam perspektif ilmu sosial. Sosio Informa, 6(3), 292–304. https://doi.org/10.33007/inf.v6i3.2417

Uddin, M. G., & Hosain, M. M. (2013). Factors affecting marital instability and its ompact on fertility in Bangladesh. ASA University Review, 7(2), 35–41. http://www.asaub.edu.bd/data/asaubreview/v7n2sl4.pdf

Wijayanti, U. T. (2021). Analisis faktor penyebab perceraian pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 14(1), 14–26. https://doi.org/10.24156/jikk.2021.14.1.14

Wood, F. (1989). Personal Voices: Chinese Women in the 1980s. By Emily Honig and Gail Hershatter. [Stanford: Stanford University Press, 1988. 387 pp.]. The China Quarterly, 119, 659–659. https://doi.org/10.1017/S0305741000023201

Yodanis, C. (2005). Divorce culture and marital gender equality: A cross-national study. Gender and Society, 19(5), 644–659. http://www.jstor.org/stable/27640833

Published
2022-02-09
How to Cite
RofiA., & Salsabila G. (2022). ANALISIS KONTEKS WILAYAH TERHADAP PERCERAIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 15(1), 1-13. https://doi.org/10.24156/jikk.2022.15.1.1