Pengaruh Fungsi Pengayom Pada Induk Koperasi Syariah BMT Terhadap Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah (Studi kasus pada INKOPSYAH BMT)

  • Muhammad Irwan PS Pengembangan IKM SPs IPB
  • Musa Hubeis Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB; PS Pengembangan IKM SPs IPB
  • Suryahadi Suryahadi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fapet IPB
Keywords: BMT, Pengayom, Tingkat Kesehatan, Koperasi Primer Syariah

Abstract

Induk Koperasi Syariah Baitul Maal Wa Tamwil (Inkopsyah BMT) yang berperan sebagai APEX
(Pengayom) BMT mempunyai fungsi utama yakni sebagai lembaga resmi dalam menangani sistem
likuiditas para anggotanya (BMT) dan mempermudah segala urusan transaksi antar lembaga BMT
maupun antar anggota BMT yang berlainan, serta membantu setiap anggota agar memiliki tingkat
kepastian dan kenyamanan bagi setiap penggunanya. Fungsi tersebut sebagai berikut: (1) Melakukan
fungsi penghimpunan simpanan wajib minimum (SWM) atau pooling of funds dan dana padanan
(commited facility line), (2) Melakukan fungsi dukungan pendanaan (financial assistance), (3) Melakukan
fungsi dukungan teknis (technical assistance), (4) Melakukan fungsi pelaporan (reporting) terhadap
koperasi primer syariahnya, serta (5) Melakukan fungsi pengukuran dan pemeringkatan cepat (quick
rating). Berdasarkan fungsi tersebut peran Inkopsyah BMT sebagai APEX BMT sangat diperlukan, karena
keberhasilan anggota primernya menjadi koperasi yang berkualitas secara tidak langsung memerlukan
peran Inkopsyah BMT sebagai pembimbing dan pengayom. Metode penelitian melalui (1) Angket, (2)
Interview dan (3) Observasi, serta (4) Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi
pengayom Inkopsyah BMT belum memberikan pengaruh pada tingkat kesehatan anggota primer
syariah, perlu dukungan terhadap sistem jaringan nasional yang difasilitasi oleh pemerintah berupa
dibangunnya insfrastruktur sistem informasi atas penilaian Kesehatan koperasi primer, sehingga
mempercepat proses update informasi dari Inkopsyah BMT menjadi lebih mampu dalam melakukan
pengawasan serta pengendalian terhadap para anggotanya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afandi, P. 2014. Analisis Kinerja Keuangan untuk Mengukur Kesehatan Keuangan Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dosen Tetap STIE AMA Salatiga, Jawa Tengah.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia. 2019. Bappenas. Jakarta (ID)

Badan Pusat Statistik. Jumlah Koperasi Aktif menurut Provinsi.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2019/07/22/1643/jumlah-koperasi-aktif-menurut-provinsi-2006- 2017.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2020 pukul 10:15 WIB 2019.

(CIA) Central Intelligence Agency. 2017. The Wold Factbook. Diakses 11 Oktober 2020.
Eidrias, T.D., D.F. Azizah. 2016. Analisa Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Ber-dasarkan Peraturan Nomor: 06/Per/Dep.6/ IV/2016 (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Bahagia Kota Kediri). Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang
Hasanah, A.M. 2018. Analisis Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di KPRI Mu’awa-nah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas. Skripsi Jurusan EKonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto.

https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto-- lapangan-usaha-.html. 16 November 2019. Badan Pusat Statistik. http://www.depkop.go.id/uploads/laporan/1566783293 _Data%20Koperasi%20Tahun%202018.pdf. 16 November 2019. Kementerian Koperasi dan UKM
[Kemenkop UKM] Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. 2016. Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM No 07/Per/Dep.6/IV/2016 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan KSPPS dan USPPS
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2015. Menperin: Lembaga Pembiayaan dapat Meningkatkan Daya Saing Industri. Siaran Pers 5 Mei 2015. Tersedia pada http://www.kemenperin.go.id/artikel/11881/Memperin-Lembaga-Pembiaayan-Dapat-Meningkatkan-Daya-Saing-Industri. Diunduh pada 2020 11 Oktober 2020.
Lubis, M., Z. Mubarak. 2019. Penilaian Kesehatan BMT At Taqwa Muhammadiyah Sumatera Barat. Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Sumatera Barat
Mardiana. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Pelaporan Keuangan pada Koperasi Unit Desa Sejahtera Kecamatan Babat Toman. Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu.
Mustakim. 2014. Analisa Penilaian Kesehatan Koperasi pada KPRI Jujur Pemkab Bintan di Tanjungpinang.Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.
Putri, K.D. 2017. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok). Program Studi Manaje-men Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanatadarma. Yogyakarta
Riwajanti, N.I. 2017 Bagaimana Meningkatkan keberlanjutan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Politeknik Negeri Malang. Malang, Jawa Timur.






























Rustendi, T. 2015. Pengaruh Tingkat Penghimpun-an dan Penyaluran Dana Terhadap Rentabilitas (Studi pada Bank Perkreditan Rakyat Siliwangi Tasikmalaya). Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi. Jurnal Magister Manajemen ISSN:2085-7055 Vol 8 No 1 Maret 2015.
Sudarma, I.W. 2013. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Gianyar. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali.
Sukmana, A.A., S. Muyati. 2017. Penilaian Kesehatan KJKS BMT Binamas. KAP Heliantono dan Program Studi Akuntansi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI. Depok, Jawa Barat.
Syofyan, A., Ervina. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil dengan Metode CAMEL. Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang dan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
Published
2022-02-02
How to Cite
IrwanM., HubeisM., & SuryahadiS. (2022). Pengaruh Fungsi Pengayom Pada Induk Koperasi Syariah BMT Terhadap Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah (Studi kasus pada INKOPSYAH BMT). MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 15(2), 95-101. https://doi.org/10.29244/mikm.15.2.95-101
Section
Vol. 15 No. 2