POPULASI FITOPLANKTON SKELETONEMA DI ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

  • Riris Aryawati Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya
  • T. Zia Ulqodry Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya
  • Heron Surbakti Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya
  • Ellis N. Ningsih Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya

Abstract

Fitoplankton di laut mempunyai peranan penting sebagai pembentuk dasar dari rantai makanan (food-chain) dan bertanggung jawab dalam produksi primer (primary production). Kelimpahan dan jumlah jenis fitoplankton secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  keberadaan fitoplankton ditinjau dari kelimpahan, indeks keragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi di estuaria Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan  September 2017 di sebelas stasiun. Contoh fitoplankton diambil di permukaan perairan dengan menggunakan jaring plankton yang berbentuk kerucut dengan diameter 30 cm, panjang 100 cm dan ukuran mata jaring 30 μm. Hasil penelitian menemukan 17 marga fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae, dan terdapat ledakan populasi dari marga Skeletonema, dengan komposisi sebesar 98,71%. Nilai indeks keragaman (H’), indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (D) memperlihatkan adanya kondisi struktur komunitas fitoplankton yang tidak stabil. Nilai indeks keragaman pada penelitian ini berkisar antara 0,02-0,87 yang berarti komunitas dengan keanekaragaman yang rendah,  nilai keseragaman berkisar antara 0,01-0,25 yang berarti komunitas dengan keseragaman tidak merata dan nilai dominansi berkisar antara 0,67-0,99 yang berarti terjadi dominansi jenis fitoplankton.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-08-01
How to Cite
AryawatiR., UlqodryT. Z., SurbaktiH., & NingsihE. N. (2018). POPULASI FITOPLANKTON SKELETONEMA DI ESTUARIA BANYUASIN, SUMATERA SELATAN. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(2), 269-275. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i2.18730