Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare <p>Jurnal CARE (Jurnal Resolusi Konflik, CSR, dan Pemberdayaan) merupakan jurnal yang berisi artikel-artikel yang meliputi hasil-hasil penelitian, analisis kebijakan, dan kajian literatur tentang resolusi konflik, penyuluhan pembangunan, pengembangan masyarakat/CSR, serta hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat.</p> Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB en-US Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2528-0848 Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Polbangtan Bogor dengan Inovasi Hidroponik NFT Pada Budidaya Caisim https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/48163 <p>Caisim merupakan jenis sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Saat ini kebutuhan caisim terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Meningkatkan produksi caisim memerlukan lahan yang cukup luas. Akibat dari keterbatasan lahan pertanian, para petani beralih fungsi ke lahan non pertanian alternatif yang dapat digunakan dalam meningkatkan produktivitas tanaman caisim yaitu bertani dengan sistem hidroponik. Hidroponik adalah suatu budi daya menanam dengan mamakai atau memanfaatkan air tanpa memakai tanah dan menekankan penumbuhan kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Salah satu Teknik hidroponik yang dapat dilakukan yaitu teknologi hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT). Budi daya caisim di Polbangtan Bogor dilakukan selama 23 HST dihitung dari caisim pindah tanam ke instalasi sampai panen. Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan dimulai dari tahap pemaparan masalah, analisis masalah, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi. Kajian terhadap inovasi budidaya Caisim dengan system NFT bertujuan (1) Menganalisis budi daya caisim dengan hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT). dan (2) Mengetahui permasalahan yang terjadi di Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Mulya dan memberikan solusi terkait permasalahan tersebut. Budi daya caisim di Polbangtan Bogor dilakukan selama 23 HST dihitung dari caisim pindah tanam ke instalasi sampai panen. Tahapan budi daya caisim yaitu sterilisasi alat, persiapan media tanam, persemaian, pindah tanam, pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pemasaran. Pertumbuhan tanaman hidroponik dipengaruhi beberapa faktor yaitu kepekatan larutan nutrisi, kelembapan udara di <em>greenhouse</em>, suhu udara di <em>greenhouse </em>dan suhu larutan nutrisi. Daya berkecambah benih caisim adalah 96,08 %.</p> <p>Kata kunci: Caisim, Green House, Inovasi</p> Leonard Dharmawan Agief Julio Pratama Muhammad Iqbal Nurulhaq Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-01 2023-07-01 8 1 1 10 Pemberdayaan Petani pada Pengolahan Pascapanen Kopi Arabika Proses Full Wash (Coffea arabica L.) di Desa Kalisat Kidul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/47867 <p style="font-weight: 400;"><em>Coffee is one of the important export potentials in world trade. Indonesia is classified as the fourth largest coffee exporting country in the world after Brazil, Vietnam and Colombia. (AEKI, 2020). Aceh Province is one of the centers of Gayo Arabica coffee producers in Indonesia. There are three main production areas for gayo arabica coffee, namely the districts of Central Aceh, Bener Meriah and Gayo Lues. Coffee is the main agricultural commodity for the people in the three districts. Post-harvest processing is the second stage after the coffee cultivation process or production management. This stage is important because the final result in post-harvest processing determines the added value or selling value of the harvest. Post-harvest processing is also an important aspect in coffee development. agriculture in Banjarnegara Regency. After harvesting, the next process is post-harvest processing, so that to support good coffee quality is the correct processing. In general, coffee processing can be divided into two, namely wet processing and dry processing. Arabica coffee produced in the Dieng Plateau (Banjarnegara and Pekalongan Districts) is generally processed by wet processing. The processing of coffee beans in Aceh Tengah and Bener Meriah regencies consists of harvesting, peeling fruit skin, fermentation, washing, drying, peeling the skin of coffee beans, sifting (grinding) and polishing. roasting process, manual sorting, warehousing, packaging and packing as well as process control and quality control. The quality of coffee is largely determined by its handling at harvest and post-harvest.</em> <em>So there is a need for empowerment at the farmer level so that farmers are able to produce good quality in the cultivation process</em><em>.</em></p> <p><em style="font-weight: 400;">Key words: arabica coffee, empowerment, cherry, postharvest process</em></p> Tri Budiarto Leo Ayun Muhammad Iqbal Nurulhaq Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-01 2023-07-01 8 1 11 20 Penyuluhan Kelimpahan Hama pada Tumpangsari Sawi Hijau dengan Daun Bawang di Pertanian Organik pada Petani Yayasan Bina Bakti https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/47799 <p class="p2">Penyuluhan tentang pertanian organik pada petani merupakan nilai tambah dalam pertanian. Salah satu komoditas yang cukup sering dibudidayakan dalam pertanian organik yaitu sawi hijau. Kendala yang dihadapi dalam budidaya sawi hijau secara organik yaitu ganguan dari organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menurunkan produksi. Gangguan yang bersifat merusak merupakan implikasi dari kelimpahan hama yang datang pada suatu kawasan. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu memberikan gambaran kelimpahan hama yang tersedia pada dua pola tanam. Penelitian dilakukan di Agatho Organis Farm pada bulan Februari hingga April 2021. Parameter yang diamati meliputi indeks keragaman, indeks kemerataan OPT, indeks kekayaan jenis, tinggi tanaman dan jumlah daun sawi hijau. Hasil penelitian menunjukkan indeks keragaman, indeks kemerataan dan indeks kekayaan (indeks Margalef) rendah pada dua pola tanam yang dilakukan dengan jumlah spesies hama yang merusak terendah pada pola tanam tumpangsari.</p> <p>Kata kunci: penyuluhan, pertanian organik, spesies hama</p> Agief Julio Pratama Balqis Khasyafi Widyani Lailinur Leonard Dharmawan Muhammad Iqbal Nurulhaq Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-01 2023-07-01 8 1 21 29 Analisis Sistem Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Urban Farming https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/48418 <p>Sektor pertanian di Indonesia menghadapi masalah utama, terkait keterbatasan kepemilikan lahan pertanian serta alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Di Indonesia rata-rata luas pemilikan lahan pertanian semakin sempit, dan kini berada pada posisi sekitar 0,36 hektar per rumah tangga petani (BPS 2013). Data citra satelit tahun 2013 menunjukkan telah terjadinya konversi lahan sawah dari 7,75 juta hektar menjadi 7,1 juta hektar tahun 2018 (BPS 2018), atau setara dengan 130 ribu hektar per tahun. Pada sisi yang lain, penduduk terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang berimplikasi pada peningkatan kebutuhan pangan. Salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan pekarangan sebagai lumbung pangan keluarga. Salah satu model pemanfaatan pekarangan ini dikenal dengan model urban farming. Tujuan penyusunan makalah ini adalah menganalisis sistem pemberdayaan masyarakat berbasis urban farming di pekarangan.&nbsp; Metode penyusunan makalah ini adalah review literatur dan analisis laporan-laporan terkait program pemberdayaan masyarakat. Penulisan makalah ini juga berdasarkan pengalaman penulis yang juga turut terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat di Desa Bongas Wetan Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. Hasil kajian menunjukkan bahwa elemen yang membentuk sistem pemberdayaan masyarakat, berbasis urban farming di pekarangan terdiri dari: tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Dampak pemberdayaan masyarakat di lokasi kajian ternyata mendorong berbagai perubahan, baik aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.</p> Adi Firmansyah Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-03 2023-07-03 8 1 30 39 Analisis Perilaku Peternak dan Efektivitas Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) (Kasus di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang) https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/48423 <p>Pemerintah menyadari betul bahwa untuk mewujudkan sistem pertanian yang berkeadilan, petani dan peternak sebagai penggerak utama sektor pertanian perlu ditingkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu, Kementan mengupayakan banyaknya bantuan salah satunya di bidang peternakan. Masyarakat di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang memiliki potensi kegiatan dalam berternak. Namun perilaku yang terbangun oleh para peternak di Desa Pringkasap memberikan pengaruh terhadap efektivitas program pemerintah yang disalurkan. Tujuan penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana perilaku peternak dan sejauh mana efektivitas program di Desa Pringkasap. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan perilaku masyarakat dalam beternak dipengaruhi oleh aspek konatif dan kognitif yang membangun pengambilan sikap para peternak dalam berternak. Selain itu, efektivitas program dapat dilihat melalui ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan program, dan pemantauan program.</p> <p>Kata kunci: efektivitas program, perilaku peternak, peternakan</p> Alya Putri Mulyani Adi Firmansyah Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-03 2023-07-03 8 1 40 47 Sensitivitas dan Responsibilitas Kebencanaan di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/48424 <p>Bencana banjir telah terjadi pada bulan Februari 2021 lalu di beberapa daerah di Kabupaten Subang, termasuk salah satu nya di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran. Oleh karena itu dilakukan analisis sensitivitas dan responsibilitas kebencanaan di Desa Pringkasap dengan menggunakan metode <em>Rapid Environmental Assessment Tool</em> (REA). Bagian utama REA meliputi <em>community level assessment, organization level assessment, </em>serta <em>consolidation and analysis</em>. Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai upaya pengurangan risiko bencana yang terjadi di Desa Pringkasap. Data dikumpulkan melalui wawancara dan FGD (<em>Focus Group Discussion</em>) terhadap anggota binaan kelompok Sa’urus Farm Program Garasi Organik dan kajian literasi data sekunder seperti dokumen Pemetaan Sosial Desa Pringkasap tahun 2021. Hasil menunjukkan bahwa bencana alam banjir dan bencana pandemi Covid-19 menjadi prioritas utama permasalahan hasil konsolidasi dan analisis <em>organization level assessment</em> dan <em>community level assessment</em>.</p> <p>Kata kunci: banjir, penanggulangan bencana, REA</p> Alya Putri Mulyani Adi Firmansyah Alfian Umar Karim Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-03 2023-07-03 8 1 48 61 Pengembangan Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Desa-Kota Menuju Penguatan Ekonomi Jawa Barat https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalcare/article/view/48559 <p>Salah satu permasalahan pembangunan ekonomi Jawa Barat saat ini adalah masih tingginya ketimpangan yang terjadi antara pembangunan ekonomi di perkotaan dan pedesaan. &nbsp;Tahun 2022 terdapat 3.285 rural/desa dan 2.672 urban/perkotaan di Jawa Barat.&nbsp; Ada sebanyak 4,07 juta (7,98%) penduduk miskin di&nbsp;Jawa Barat, yang menyebar di pedesaan sebanyak 1,03 juta (9,75%) lebih tinggi daripada jumlah penduduk miskin di&nbsp;perkotaan&nbsp;yang sebanyak 3,02 juta (7,52%). Ketimpangan ini penting untuk segera diatasi, karena telah menjadi penyebab terus meningkatnya urbanisasi dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengembangan potensi ekonomi sektoral perdesaan untuk penguatan pembangunan ekonomi dan kehidupan yg berkelanjutan. Metode penelitian yang dilakukan adalah survey lapang ke beberapa desa di wilayah up-land-dan low-land Jawa Barat.&nbsp; Data primer dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode Sustainable Lifelihood Approach (SLA).&nbsp; Metode ini akan menilai perbedaan akses masyarakat pada aset: (1) aset sumberdaya alam (SDA), (2) sumber daya manusia (SDM), (3) sumberdaya ekonomi/finansial, (4) sumberdaya fisik/infrastruktur, dan (5) aset sumberdaya sosial.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan peran penting dari sumberdaya alam di pedesaan (pertanian dan laut). Sehingga pemanfaatannya menjadi potensi utama pendorong ekonomi desa. Namun keterbatasan pengetahuan dan keahlian SDM masih menjadi penghambat pengembangannya.&nbsp; Pada sisi sistem agribisnis, sumberdaya finansial seperti permodalan masih menjadi kendala bagi produsen.&nbsp; Peran pedagang perantara/agen/perusahaan menjadi sangat penting.&nbsp; Sementara peran pemerintah desa masih minim terkait pengembangan produk, lebih banyak peran pemerintah kota/Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Peran BUMDES terhadap pengembangan produk unggulan desa juga terbilang minim.&nbsp; Dari sisi tipologi desa, wilayah dengan ciri lowland lebih kondusif dalam pengembangan agribisnis pertanian dilihat berdasarkan indikator SDM, SDI dan SDE. Sementara desa dengan tipologi upland cenderung kondusif berdasarkan indikator SDA dan SDS. Dengan demikian implikasi penelitian ini adalah: diperlukannya peningkatan potensi SDM agar mampu meningkatkan kualitas usaha tani yang lebih professional; diperlukannya peningkatan infrastruktur pendukung pengembangan komoditi unggulan di desa; serta diperlukannya dukungan pemerintah desa dengan pendampingan kepada pelaku usaha.</p> Dahri Tanjung Agit Kriswantriyono Yulia Puspadewi Wulandari Didik Suharjito Yeti Lis Purnamadewi Copyright (c) 2023 Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) 2023-07-06 2023-07-06 8 1 62 76