EVALUASI IMPLEMENTASI PRINSIP EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN CLUNGUP MANGROVE CONSERVATION SUMBERMANJING WETAN, MALANG

Husamah Husamah, Atok Miftachul Hudha

Abstract

Clungup Mangrove Conservation (CMC) is a new ecotourism destination managed by a community group called 'Bhakti Alam Sendang Biru'. This study aimed to analyze the implementation of the 5 principles of Community-based Ecotourism in the management of CMC, namely: (1) Conservation principle (Nature conservation principle, 6 criterias and culture conservation, 4 criterias), (2) Community participation principle (7 criterias), (3) Economic principle (5 criterias), (4) Education principle (5 criterias), and (5) Tourism principle (6 criterias). This research method is descriptive qualitative. Source of the data obtained are primary data obtained through observation to the site to conduct an interview to the informants and secondary data obtained through the study of literature and documents. The data obtained were processed with descriptive techniques. The results showed that in general the 5 principles of community-based ecotourism have been implemented in the management of CMC although some criteria for each principle there is not yet implemented, is being planned, pursued, and optimized.

References

Achmad, A., P.O. Ngakan, A. Umar, Asrianny, 2012. Identifikasi Tutupan Vegetasi dan Potensi Fisik Lahan untuk Pengembangan Ekowisata di Laboratorium Lapangan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Hutan Pendidikan UNHAS. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 1(2), pp. 87-102.

Andronicus, F. Yulianda, A. Fahrudin, 2016. Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Ekowisata Berbasis Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Pesisir Desa Bahoi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. JEMIS. 4(1), pp 1-10.

Anonim, 2015. Masuk Nominasi Menuju Penghargaan Menuju Indonesia Hijau. [terhubung berkala]. http://www.bhaktialam.org/2015/03/masuk-nominasi-menuju-penghargaan.html. [30 November 2016].

Anonim, 2016. Pantai 3 Warna Malang yang Unik dan Sangat Menarik. [terhubung berkala]. https://tempatwisataindonesia.id/pantai-3-warna-malang/ [25 April 2017].

Anggawa, L.P., 2016. Lia Putrinda Anggawa M-Founder Lembaga Masyarakat Konservasi Bhakti Alam Sendang Biru. [terhubung berkala]. http://putradaerah.com/2016/03/05/314/. [30 November 2016].

Astra, A.S., E.K. Sabarini, A.M. Harjo, M.B. Maulana, 2014. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut Studi Kasus: Kawasan Perlindungan Pesisir Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Mangrove Capital Project, Bogor.

CIFOR, 2004. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Center for International Forestry Research (CIFOR), Bogor.

Ditjen PDP-Depbudpar dan WWF Indonesia, 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat. Kerjasama Direktorat Produk Pariwisata Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF Indonesia. Jakarta.

Ekayani, M., Nuva, Yasmin, R, Shaffitri, L. R., Tampubolon, B. I., 2014a. Taman Nasional Untuk Siapa? Tantangan Membangun Wisata Alam Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1(1), pp. 46-52.

Ekayani, M., Nuva, R. Yasmin, F. Sinaga, L.O. Maaruf, 2014(b). Wisata Alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak: Solusi Kepentingan Ekologi dan Ekonomi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(1), pp 29-37.

El Sahawi, M., 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat. Laporan Studi Pustaka. Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Haerani, H.G., 2012. Pengembangan Kawasan Ekowisata di Pulau Maitara Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Plano Madani. 1(1), pp 39-46.

Hakim, N.S. 2016. Perancangan Web Design Clungup Mangrove Conservation Area Sebagai Media Promosi dan Informasi. Skripsi. Program Studi Desain Komunikasi Visual. Jurusan Seni dan Desain. Fakultas Sastra. Universitas Negeri Malang, Malang.

Hilman, Y.A., 2016. Kajian Kritis Tentang Inovasi Dae-rah Terkait Pengembangan dan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Komunitas. Jurnal Ilmiah Pariwisata-STP Tri-sakti. 21(1), pp 1-9.

Huda, I.A.S. dan B.B. Susetyo, 2013. Optimalisasi Peles-tarian Ekowisata Mangrove Berbasis Local Wisdomdi Bedul Banyuwangi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang.

ILO, 2012. Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs untuk Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bekerjasama dengan International Labour Organization (ILO), Jakarta.

Kete, S.C.R., 2016. Pengelolaan Ekowisata Berbasis Goa: Wisata Alam Goa Pindul. Deepublish, Yogyakarta.

Koddeng, B., 2011. Zonasi Kawasan Pesisir Pantai Ma-kassar Berbasis Mitigasi Bencana (Studi Kasus Pantai Barambong-Celebes Convention Centre). Prosiding Hasil Penelitian Fakultas Teknik.

Kominfo Jatim, 2016. Mereguk Indahnya Pantai Gatra. [terhubung berkala]. http://kominfo.jatimprov.go.id/read/laporan-utama/mereguk-indahnya-pantai-gatra [25 April 2017].

Lasabuda, R., 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik In-donesia. Jurnal Ilmiah Platax. 1(2), pp 92-101.

Meilani, R. dan E.K.S.H. Muntasib, 2013. Peran Kemen-terian Dalam Negeri Dalam Pengembangan Ekowisata di Indonesia. Media Konservasi. 18(3), pp 135-141.

Mubariza, R.N., 2015. Promosi Wisata Pantai Clungup Mangrove Conservation Malang Selatan. Tugas Akhir. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas In-dustri Kreatif Universitas Telkom, Bandung.

Mujtaba, A., 2016. Pantai Tiga Warna Malang, Si Pewarnanya Jawa Timur. [terhubung berkala]. https://www.wisatawan.id/pantai-tiga-warna-malang.

Muliya, U., W. Mononimbar, V. Lamahendu, 2016. Kajian Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Pengel-olaan DPL Desa Bahoi di Likupang Barat. Jurnal Spasial. 3(1), pp 75-84.

Murdiastuti, A., H. Rohman, Suji, 2014. Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Democratic Govern-ance. Pustaka Radja, Surabaya.

Natural Sunrise Tour, 2015. Wow! Ada Pantai 3 Warna yang Tersembunyi di Malang Selatan. [terhubung berkala]. http://www.naturalsunrisetour.com/wow-ada-pantai-3-warna-yang-tersembunyi-di-malang-selatan. [30 November 2016].

Nugraha, B., I.S. Banuwa, S. Widagdo, 2015. Perencanaan Lanskap Ekowisata Hutan Mangrove di Pan-tai Sari Ringgung Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cer-min Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari. 3(2), pp 53-66.

Nugraheni, E., 2002. Sistem Pengelolaan Ekowisata Ber-basis Masyarakat di Taman Nasional (Studi Kasus Ta-man Nasional Gunung Halimun). Tesis. Program Pas-casarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nurhidayati, S.E. dan C. Fandeli, 2012. Penerapan Prin-sip Community Based Tourism (CBT) Dalam Pengem-banganAgrowisata Di Kota Batu, Jawa Timur. Jejaring Administrasi Publik. 4(1), pp 36-46.

Nurita, N., Mulatsih, S., Eakayani, M., 2015. Wisata Alam Berbasis Masyarakat Sebagai Upaya Pelestarian Penyu di Pantai Temajuk Kawasan Perbatasan Kaliman-tan Barat. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan 2(3) pp 151-158.

Palma, A.S.M., A. Achmad, M. Dasir, 2012. Model Ko-laborasi Pengelolaan Taman Nasional Wasur. E-Journal Program Pascasarjana UNHAS. 12(1).

Pamuji, J., 2015. Inilah Pantai Terbersih yang Ada di Indonesia karena Pengelolaannya. [terhubung berkala]. http://www.kompasiana.com/jihan.pamuji/inilah-pantai-terbersih-yang-ada-di-indonesia-karena-pengelolaannya. [30November2016].

Priono, Y., 2012. Pengembangan Kawasan Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis Masyarakat. Jurnal Perspektif Arsitektur. 7(1), pp. 51-67.

Riyadi, D.M.M., 2004. Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Pesisir Sebagai Alternatif Pembangunan Indonesia Masa Depan. Disampaikan pada Sosialisasi Nasional Program MFCDP, 22 September.

Singih, M.N. dan Nirwana, 2016. Perencanaan Dan Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat Dengan Model Partisipatory Rural Appraisal (Studi Perencanaan Desa Wisata Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Jurnal Pesona. 18(1), pp 1-21.

Sodikin, 2012. Persepsi Masyarakat Petani Tambak Ter-hadap Kelestarian Hutan Mangrove di desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. Jurnal GEA. 12(1), pp. 40-48.

Soedigdo, D. dan Y. Priono, 2013. Peran Ekowisata dalam Konsep Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat Pada Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah. Jurnal Perspektif Arsitektur. 8(2), pp 1-8.

Soetomo., 2007. Filsafat Pariwisata. Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Mutu Tenaga Kepariwisataan 22-26 Mei 2007, STIEPARI, Semarang.

Subekti, S., 2012. Pengelolaan Mangrove Sebagai Salah Satu Keanekaragaman Bahan Pangan. Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Sumaraw, C.A., L. Tondobala, V. Lahamendu, 2016. Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Ekow-isata di Sekitar Danau Tondano. Jurnal Spasial. 3(1), pp 95-105.

Tambunan, R., R.H. Harahap, Z. Lubis, 2005. Pengel-olaan Hutan Mangrove di Kabupaten Asahan (Studi Ka-sus Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaaan Hutan Mangrove di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan). Jurnal Studi Pembangunan. 2, pp. 55-69.

TIES, 2016. What is Ecotourism? The International Eco-tourism Society. [terhubung berkala]. https://www.ecotourism.org/ [25 April 2017].

Vibriyanto, N., A. Ismail, M. Ekayani, 2015. Manfaat Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Pantai Lombang Kabupaten Sumenep Puopinsi Jawa Timur. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 2(2), pp 152-159.

Wisata Pulau Jawa, 2016. Clungup Mangrove Conservation. [terhubung berkala]. http://www.tourdejava.net. [30 November 2016].

Yulius, dan Arifin, T., 2014. Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Potensi Wisata Pantai di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Tata Loka. 16(3), pp 145-152.

Authors

Husamah Husamah
usya_bio@yahoo.com (Primary Contact)
Atok Miftachul Hudha
HusamahH. and HudhaA. M. (2018) “EVALUASI IMPLEMENTASI PRINSIP EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN CLUNGUP MANGROVE CONSERVATION SUMBERMANJING WETAN, MALANG”, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management). Bogor, ID, 8(1), pp. 86-95. doi: 10.29244/jpsl.8.1.86-95.

Article Details