Efisiensi dan Produktivitas Perbankan Sebelum dan Setelah Krisis Keuangan

  • Emil Fatmala Bank Negara Indonesia (Persero). Tbk Jl. Jenderal Sudirman Kav 1, Jakarta Pusat
  • Dedi Budiman Hakim Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Lukytawati Anggraeni Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

Abstract

Global financial crisis has given negative effects for economic growth especially in banking industry. This research aimed to analyze the efficiency and productivity of banks before and after the financial crisis. To examine the bank efficiency, this research used Data Envelopment Analysis (DEA), and the Malmquist Index was used to determine the bank productivity. This research concluded that Indonesian banking is inefficient in its intermediation function. The results showed that the performance efficiency score before crisis was 0.806, and the after crisis score was 0.812. The banks that were efficient are shown in Bank Mandiri (Persero), Tbk; Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk; and Bank Central Asia, Tbk which have the highest assets. Banks with high assets have extensive market forces and networks making them more efficient than banks with smaller asset. That indicates a strong impact of the total assets to the bank efficiency level. Citibank NA and Standard Chartered Bank, known as foreign banks, are also efficient. The bank productivities after crisis are increasing. The results showed that Malmquist’s bank productivity was increasing during the research period, and the score was 1.002, indicating that technological change (frontier shift effect) index is the major source of productivity. Technological changes would support banks to be more efficient and productive.

Keywords: Banks, data envelopment analysis (DEA), malmquist index, Global financial, financial crisis

Abstrak: Krisis keuangan global telah memberikan dampak buruk bagi perkembangan perekonomian dunia khususnya perbankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan produktivitas sebelum dan setelah krisis keuangan serta mengetahui strategi yang dapat diterapkan. Metode analisis yang akan digunakan untuk mengetahui efisiensi bank, yaitu Data Envelopment Analyis (DEA) dan Indeks Malmquist akan digunakan untuk mengetahui produktivitas bank. Kondisi yang efisien ditunjukkan oleh angka satu. Hasil analisis diketahui bahwa fungsi intermediasi perbankan di Indonesia belum efisien. Nilai efisiensi rata-rata sebelum krisis adalah sebesar 0,806 dan mengalami peningkatan pada periode setelah krisis menjadi sebesar 0,812. Bank yang efisien, yaitu Bank Mandiri (Persero), Tbk; Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dan Bank Central Asia, Tbk merupakan bank dengan aset terbesar. Bank dengan aset besar memiliki kekuatan pasar dan jaringan yang luas sehingga lebih efisien dibandingkan dengan bank dengan aset yang lebih kecil. Hasil penelitian juga menujukkan bahwa Citibank NA dan Standard Chartered Bank yang termasuk dalam kelompok Kantor Cabang Bank Asing merupakan bank yang efisien. Produktivitas bank pada periode setelah krisis mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas malmquist mengalami peningkatan pada periode penelitian dengan nilai rata-rata 1,002. Peningkatan produktivitas didominasi oleh perubahan teknologi (efek frontier shift). Perubahan teknologi akan mendorong perbankan agar lebih efisien dan produktif.

Kata kunci: bank, data envelopment analysis (DEA), indeks malmquist, keuangan global, krisis keuangan

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-05-16
How to Cite
FatmalaE., HakimD. B., & AnggraeniL. (2019). Efisiensi dan Produktivitas Perbankan Sebelum dan Setelah Krisis Keuangan. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (JABM), 5(2), 200. https://doi.org/10.17358/jabm.5.2.200