Buletin Agrohorti https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron <p style="color: #660000; text-align: justify;"><input style="float: left; margin-left: 10px; margin-right: 10px;" alt="" src="/public/site/images/adminbulagron/Small_COVER_BARU_border_shadow.jpg" type="image"></p> <p style="color: #660000; text-align: justify;">The Agrohorti Bulletin is a non-accredited national journal. Publish three times a year in January, May and September and containing 16 articles. Starting in 2018 (Volume 6), the article published was added to 16 articles per edition.</p> <p style="color: #660000; text-align: justify;">The Agrohorti Bulletin is limited and can be obtained by contacting the executive editor via email: buletinagrohorti@apps.ipb.ac.id by replacing the printing costs of Rp. 150,000 excluding shipping costs.</p> Departemen Agronomi dan Hortikultura en-US Buletin Agrohorti 2337-3407 Keefektifan Ekstrak Tetracera indica (L.) Merr. dengan berbagai Dosis sebagai Bioherbisida untuk Mengendalikan Gulma Eleusine indica dan Digitaria sanguinalis pada Pertanaman Brokoli https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48636 <p>Penggunaan bioherbisida merupakan salah satu cara pengendalian gulma yang ramah lingkungan. <em>Tetracera indica</em> berpotensi sebagai bioherbisida karena mengandung flavonoid dan derivatnya. Tujuan penelitian mengetahui dosis ekstrak <em>T</em>. <em>indica</em> yang efektif untuk mengendalikan gulma pada skala lapangan yaitu pada tanaman brokoli. Penelitian dilaksanakan di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Laboratorium <em>Ecotoxycology Waste and Bioagents, </em>Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB pada Oktober 2018 hingga Mei 2019. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan empat ulangan. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F dengan uji lanjut <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) pada taraf α=5%. Percobaan terdiri atas tujuh perlakuan yaitu ekstrak <em>T. indica</em> dengan dosis 20 kg ha<sup>-1</sup>, 40 kg ha<sup>-1</sup>, 60 kg ha<sup>-1</sup>, 80 kg ha<sup>-1</sup>, 100 kg ha<sup>-1</sup>, penyiangan manual, dan kontrol tanpa penyiangan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi ekstrak <em>T. indica </em>dapat mengendalikan gulma <em>Eleusine indica.&nbsp; </em>Aplikasi ekstrak <em>T. indica </em>tidak mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, dan fitotoksisitas pada tanaman brokoli. Aplikasi ekstrak <em>T. indica </em>juga mempengaruhi bobot panen secara nyata dibandingkan dengan kontrol, namun tidak mempengaruhi diameter dan bobot biomassa brokoli.</p> <p>Kata kunci: alelokimia, kompetisi, pratumbuh, rumput, sayuran</p> Pinondang Manalu Dwi Guntoro Sugiyanta Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 307 312 10.29244/agrob.v11i3.48636 Evaluasi Mutu Benih Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt.) berdasarkan Letak Benih pada Tongkol dan Efektivitas Pemilahan Benih menggunakan Air Screen Cleaner https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48442 <p>Beberapa varietas jagung manis memiliki karakter berupa ukuran benih yang berbeda sesuai dengan letaknya pada tongkol. Penelitian ini bertujuan mengetahui mutu benih jagung manis genotipe SD3 dengan letak benih yang berbeda pada tongkol dan mengetahui efektivitas pemilahan benih menggunakan <em>air screen</em> <em>cleaner </em>(ASC)<em>. </em>Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Laboratorium Pengujian Mutu Benih, serta Laboratorium Biofisika Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB pada bulan Maret - Oktober 2019. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan yang keduanya menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Percobaan pertama yaitu evaluasi mutu benih berdasarkan perbedaan letaknya pada tongkol (pangkal, tengah, dan ujung). Panjang pangkal, tengah, dan ujung berturut-turut sekitar 1/5, 3/5, dan 1/5 bagian dari tongkol. Percobaan kedua yaitu efektivitas pemilahan benih menggunakan ASC dengan tolok ukur persentase rendemen benih dan kehilangan hasil. Skema ukuran <em>screen</em> yang digunakan ada tiga, yaitu skema 1&nbsp; yaitu <em>screen</em> atas ukuran 30 (diameter lubang 1.14 cm) dan <em>screen</em> bawah ukuran 16 (diameter lubang 0.63 cm), skema 2 yaitu <em>screen</em> atas ukuran 30 dan <em>screen</em> bawah ukuran 20 (diameter lubang 0.78 cm), dan skema 3 yaitu <em>screen</em> atas ukuran 20 dan <em>screen</em> bawah ukuran 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih bagian pangkal dan tengah memiliki viabilitas dan vigor lebih tinggi daripada benih bagian ujung berdasarkan hasil pengujian terhadap daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, <em>accelerated ageing test </em>dan<em> electrical conductivity test</em>. Benih jagung manis lebih efektif jika dipilah menggunakan skema ukuran <em>screen</em> 30-16 dibandingkan skema ukuran <em>screen</em> lainnya.</p> <p>Kata kunci: rendemen benih, ukuran <em>screen</em>, viabilitas, vigor</p> Siti Khoeriyah Satriyas Ilyas Ahmad Zamzami Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 313 322 10.29244/agrob.v11i3.48442 Pertumbuhan dan Produksi Pisang Cavendish Dataran Tinggi di Blitar, Jawa Timur https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/49366 <p>Evaluasi pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana generasi tanaman dapat mempertahankan produksi yang stabil. Penelitian dilakukan pada Januari hingga Juni 2020 di Blitar, Jawa Timur. Tujuan penelitian untuk mempelajari dan mengevaluasi pertumbuhan dan produksi pisang cavendish dataran tinggi. Komponen pertumbuhan yang dievaluasi adalah tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah daun. Data diambil dari 5 blok berbeda sebagai ulangan dan setiap ulangan terdiri atas 10 tanaman contoh. Komponen produksi yang diamati adalah umur buah saat panen, ukuran skim, bobot tangkai tandan, jumlah sisir, jumlah buah per sisir, dan bobot bersih tandan. Pengamatan komponen produksi dilakukan pada saat kegiatan panen sebanyak 3 kali ulangan berdasarkan perbedaan hari panen dan setiap ulangan terdiri atas 10 blok berbeda. Analisis data hasil penelitian menggunakan analisis ragam pada taraf <em>α</em><em>=</em>5% dan uji lanjut <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT). Hasil analisis terhadap pertumbuhan dan produksi menunjukkan bahwa tanaman induk memiliki laju pertumbuhan dan keragaan yang cenderung lebih baik sedangkan produksi tanaman setelah tanaman induk cenderung lebih tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa potensi generasi tanaman setelah tanaman induk adalah sama atau lebih baik dari tanaman induk.</p> <p>Kata kunci: anakan, produksi, tanaman induk, tandan</p> Ratna Andriani Megayani Sri Rahayu Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 323 330 10.29244/agrob.v11i3.49366 Pengelolaan Sistem Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Rambutan, Serdang Berdagai, Sumatera Utara https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48629 <p>Kelapa sawit merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang tinggi karena dapat menghasilkan minyak kelapa sawit yang memiliki banyak kegunaan. Panen merupakan salah satu bagian produksi di perkebunan kelapa sawit yang menghubungkan kebun dan pabrik karena melepaskan buah dari pohon serta mengangkut hasil ke PKS. Penelitian dilaksanakan di Kebun Rambutan, Sumatera Utara, dari bulan Januari hingga April 2020. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan manajemen sistem panen yang tepat di perkebunan kelapa sawit. Hal yang diamati berupa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi panen. Hasil pengamatan di uji menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif serta uji statistik menggunakan Uji <em>t-student</em> dan uji korelasi. Rata–rata rotasi panen sudah memenuhi standar perusahaan, walaupun ada beberapa saat hari panen terlalu panjang karena terlalu banyak hari libur. Realisasi jumlah kebutuhan tenaga panen tidak sesuai dengan taksasi sehingga perlu dievaluasi, namun kekurangan ini masih bisa ditutupi dengan output yang besar dari setiap pemanen. Kegiatan panen sudah sesuai standar perusahaan yaitu dengan varian dibawah 5%. Penggunaan alat pelindung diri (APD) pemanen sudah cukup baik, pemakaian kacamata pelindung harus ditingkatkan. Pemotongan batang buah menjadi berbentuk huruf V harus lebih ditingkatkan. Hasil pengamatan menunjukkan mutu buah masih di bawah standar perusahaan yaitu sebesar 97.05% dari 100%. Rata–rata muatan pengangkutan buah masih melebihi kapasitas truk. Uji korelasi menunjukkan tidak ada korelasi antara produktivitas dan curah hujan.</p> <p>Kata kunci: kelapa sawit, angka kerapatan panen, mutu buah, curah hujan</p> Abdurrahman Gabriel sofyan zaman Supijatno Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 331 337 10.29244/agrob.v11i3.48629 Rasio Daun per Buah dan Indeks Luas Daun Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kebun Percobaan Tajur dan Pasirkuda, Bogor https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48218 <p>Rasio daun per buah dan indeks luas daun merupakan metode yang umum digunakan untuk menentukan standar pemangkasan dalam produksi buah pohon. Penelitian ini bertujuan membandingkan karakter morfologi antar populasi manggis serta mengetahui nilai rasio daun-buah dan indeks luas daun (ILD) tanaman manggis di dua lokasi yaitu Tajur dan Pasirkuda. Penelitian ini dilaksanakan dari November 2018 sampai Mei 2019 di Kebun Percobaan Tajur dan Pasirkuda. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan faktor tunggal dan sepuluh ulangan. Faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah lokasi, yaitu Tajur dan Pasirkuda. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji <em>t-student</em> pada taraf α=1% dan α=5%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata pada sebagian besar karakter morfologi yang diamati di kedua populasi. Nilai rasio daun-buah di Tajur dan Pasirkuda adalah berturut-turut 34.98 dan 60.85. Nilai ILD antar kedua populasi tidak berbeda nyata dengan rentang antara 5.7 – 14.1.</p> <p>Kata kunci: karakter morfologi, pemangkasan, perbandingan, produksi</p> Sandhi Yoga Bhaskara Darda Efendi Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 338 345 10.29244/agrob.v11i3.48218 Pengembangan Metode Devigorasi dengan Pengusangan Cepat untuk Menduga Vigor Daya Simpan Benih Jagung (Zea mays L.) https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48432 <p>Penurunan mutu benih atau deteriorasi merupakan salah satu penghambat dalam produksi benih jagung dan umumnya terjadi selama penyimpanan benih yang ditandai dengan turunnya viabilitas dan vigor benih sehingga mengakibatkan jeleknya pertanaman serta menurunnya hasil. Pengusangan cepat secara kimia merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui percepatan penurunan kualitas benih dengan memanfaatkan kinerja uap etanol. Pengusangan ini dilakukan oleh APC IPB 77-1 MM yang berfungsi melakukan devigorasi benih baik secara fisik dengan uap panas maupun secara kimia dengan etanol. Hasil dari pengujian ini akan digunakan untuk menduga vigor daya simpan (VDS) benih jagung sehingga pemanfaatan dan pengolahan benih jagung dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Biofisika Benih, Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari bulan Maret 2019 hingga Agustus 2019. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama yaitu metode pengusangan dengan menyimpan benih pada kelembaban 98% dan suhu 40 <sup>o</sup>C selama 10 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu varietas jagung. Percobaan kedua yaitu pengusangan cepat benih jagung secara kimia dengan etanol 96% menggunakan APC IPB 77-1 MM. Rancangan yang digunakan adalah RKLT satu faktor varietas jagung. Hasil percobaan menunjukkan alat pengusangan cepat IPB 77-1 MM dapat digunakan untuk menduga penurunan vigor daya simpan pada benih jagung. Pengujian pengusangan cepat secara kimiawi lebih efektif dan efisien dalam menentukan nilai vigor daya simpan karena membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat. Hasil perbandingan secara deskriptif menunjukkan bahwa APC IPB 77-1 MM dapat menunjukkan urutan nilai vigor daya simpan benih kelima varietas jagung yang sama dengan percobaan pengusangan dengan metode penyimpanan pada suhu dan kelembaban tinggi.</p> <p>Kata kunci: Alat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM, etanol, kemunduran benih, penyimpanan terkonrol</p> Imas Galuh Anjani Muhammad Rahmad Suhartanto Agus Purwito Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 346 357 10.29244/agrob.v11i3.48432 Manajemen Budidaya Mentimun dan Sistem Irigasi dalam Rumah Kaca di Tuinderij Hoevekestein, Belanda https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48498 <p>Penelitian dilaksanakan di Tuinderij Hoevekestein, Belanda pada tanggal 5 Juli hingga 22 September 2018. Penelitian bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam sistem budidaya mentimun dalam rumah kaca, khususnya dalam manajemen irigasi. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada 3 periode tanam mengenai manajemen irigasi, khususnya kebutuhan air tanaman, mekanisme irigasi, dan efisiensi penggunaan air. Efisiensi penggunaan air pada 2017 berkisar antara 12.60%-3.72% dan tergolong tinggi berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Evapotranspirasi pada area seluas 8,000 m<sup>2</sup> di afdeling 1 diamati pada periode tanam ketiga. Berdasarkan pengamatan dan analisis menggunakan metode FAO Penman-Moteith dan perangkat lunak <em>Evapotranspiration Calculator</em> V3.2, rata-rata nilai estimasi evapotranspirasi harian hasil perhitungan dalam jangka waktu 25 Juli hingga 16 September 2018 adalah 2.735+0.950 mm per hari sedangkan besar evapotranspirasi sesungguhnya pada periode yang sama 1.879+0.696 mm per hari. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim, terutama intensitas cahaya. Berdasarkan pengamatan dan analisis neraca air di area produksi seluas 27,800 m<sup>2</sup> pada tahun 2017, disimpulkan bahwa volume drainase melebihi standar perusahaan dan air yang diberikan pada tanaman melebihi kebutuhan tanaman.</p> <p>Kata kunci: efisiensi penggunaan air, evapotranspirasi, kebutuhan air tanaman</p> Allice Fajri Chynthia Sari Krisantini Ade Wachjar Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 358 367 10.29244/agrob.v11i3.48498 Pengaruh Pupuk N dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jintan Hitam (Nigella sativa L.) https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48439 <p>Tanaman jintan hitam merupakan tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman introduksi sehingga adaptasi dan teknik budidayanya masih terbatas diketahui di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk N dan K yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi biji jintan hitam yang ditanam di daerah tropika. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga November 2016 di Kebun Percobaan IPB, Pasir Sarongge, Cianjur, Jawa Barat dengan ketinggian tempat kurang lebih 1,117 m dpl. Percobaan dilakukan dalam rancangan kelompok lengkap teracak dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan empat taraf dosis pupuk nitrogen (0, 120, 180, dan 240 kg N ha<sup>-1</sup>). Faktor kedua yaitu empat taraf dosis pupuk kalium (0, 30, 60, dan 90 kg K<sub>2</sub>O ha<sup>-1</sup>). Pupuk fosfor digunakan sebagai pupuk dasar dengan dosis 157 kg P<sub>2</sub>O<sub>5</sub> ha<sup>-1</sup>. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Uji F dengan uji lanjut <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) pada taraf α=5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk N berpengaruh nyata terhadap panjang kapsul, jumlah kapsul berisi per tanaman, bobot biji per tanaman dan produktivitas, namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jintan hitam. Perlakuan pupuk K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jintan hitam. Interaksi perlakuan pupuk N dan K tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi jintan hitam.</p> <p>Kata kunci: <em>black seed</em>, kapsul, tanaman obat, tropika</p> Bayu Pradana Putra Ani Kurniawati Winarso Drajat Widodo Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 368 378 10.29244/agrob.v11i3.48439 Hubungan antara Pengelolaan Tajuk dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tandun Kabupaten Kampar, Riau https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48825 <p>Penelitian dilaksanakan di Kebun Tandun, Kabupaten Kampar, Riau pada bulan Januari hingga Mei 2022. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengelolaan tajuk dan produksi kelapa sawit. Pengamatan yang dilakukan meliputi sistem penunasan, kriteria dan prosedur penunasan, teknik penunasan, jumlah pelepah, pengukuran tajuk, dan ILD. Sistem penunasan yang digunakan adalah sistem korektif untuk tanaman remaja sampai tua dan sistem periodik untuk tanaman muda. Penerapan teknik songgo sesuai SOP memiliki persentase diatas 65%. Jumlah pelepah dipertahankan berdasarkan SOP berada diatas 50%. Jumlah pelepah yang baik dipertahankan pada tanaman umur 4-7,8-13 dan diatas 13 tahun adalah 56-64, 48-56, dan 40-48 untuk seluruh varietas tetapi varietas Sriwijaya umur diatas 13 tahun dapat menggunakan jumlah pelepah dipertahankan 32-40. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis Uji <em>t-student</em>. Blok J20A tanpa kondisi <em>under pruning </em>memiliki produksi yang lebih baik dibanding blok J24A yang mengalami kondisi <em>under pruning </em>mencapai 7.5%. Blok K18 dengan kondisi <em>over pruning </em>25% memiliki produksi lebih baik dibanding Blok K24 dan K26 yang memiliki kondisi <em>over pruning </em>37.51% dan 30.91%. Pemangkasan pada TM umur diatas 13 tahun tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas. Varietas yang berbeda memiliki nilai ILD yang berbeda. Produksi tertinggi didapat pada nilai ILD 6.45 dengan umur tanaman 8-13 tahun.</p> <p>Kata kunci: ILD, jumlah pelepah, penunasan, songgo</p> Yusri Iryas Sandi Didy Sopandie Suwarto Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 379 389 10.29244/agrob.v11i3.48825 Perbandingan Cara Pemetikan Mesin dan Gunting di Perkebunan Teh Rancabali, Bandung, Jawa Barat https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48220 <p>Penelitian dilaksanakan di Kebun Rancabali, Bandung, Jawa Barat pada bulan Januari hingga April 2020. Tujuan penelitian adalah membandingkan cara pemetikan dengan menggunakan gunting dan mesin pemetik teh.&nbsp; Metode yang digunakan adalah pengamatan terhadap beberapa peubah pemetikan yaitu tinggi bidang petik, proporsi pucuk dalam satu perdu, hanca petik, kebutuhan tenaga petik, kapasitas pemetik, dan analisis pucuk. Hasil pengamatan di uji menggunakan Uji <em>t-student</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi bidang petik kedua cara pemetikan tidak berbeda, gilir petik menggunakan mesin lebih panjang (55-72 hari) dibandingkan dengan gunting (25-28 hari). Selain itu kemampuan pemetikan dengan mesin juga lebih besar, yaitu 0.40 ha per mesin dengan kapasitas mesin mencapai 146.81 kg HOK<sup>-1 </sup>sedangkan gunting hanya 0.08 ha HOK<sup>-1</sup>. Kapasitas gunting mencapai 100.18 kg HOK<sup>-1</sup>. Walaupun kapasitas pemetikan kedua cara tersebut masih di bawah standar perusahaan, tetapi mutu hasil pemetikan dengan mesin masih lebih baik jika dibandingkan dengan pemetikan gunting. Penggunaan mesin petik memiliki keunggulan dibandingkan gunting petik, diantaranya mesin petik membutuhkan waktu yang lebih singkat, dan produksi yang dihasilkan lebih tinggi. Berdasarkan efisiensi jumlah tenaga pemetik dan mutu petikan yang dihasilkan, pemetikan mesin memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemetikan gunting.</p> <p>Kata kunci: bidang petik, hanca petik, kapasitas pemetik, pucuk</p> Regina Maulidina Sepriana Supijatno Hariyadi Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 390 398 10.29244/agrob.v11i3.48220 Evaluasi Produksi Kacang Tunggak dengan Perlakuan Pemetikan Daun dan Pemupukan NPK https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48554 <p>Kacang Tunggak (<em>Vigna unguiculata</em> L. Walp) merupakan tanaman Leguminosae yang bijinya dapat menjadi subsitusi bahan baku kedelai. Daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh waktu pemetikan daun dan pemupukan NPK terhadap produksi biji kacang tunggak. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Februari hingga Juni 2019 menggunakan kacang tunggak bertipe merambat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan petak terpisah. Petak utama pada percobaan adalah faktor pemupukan NPK dengan dosis 100 kg ha<sup>-1</sup> diaplikasikan pada awal tanam, 50 kg ha<sup>-</sup> <sup>1</sup> diaplikasikan pada awal tanam dan 50 kg ha<sup>-1 </sup>pada tanaman umur 4 MST, serta perlakuan tanpa pemupukan. Anak petak pada percobaan adalah waktu pemetikan daun dengan perlakuan pemetikan daun pada umur 5 MST, dua kali pemetikan daun pada umur 5 dan 7 MST, tiga kali pemetikan daun pada umur 5, 7, dan 9 MST, serta tanpa perlakuan pemetikan daun. Data dianalisis menggunakan Uji F dan diuji lanjut menggunakan <em>Duncan Multiple Range Test</em> (DMRT) pada taraf nyata α=5%. Pemupukan NPK 50-50 kg ha<sup>-1</sup> menghasilkan hasil polong kering tertinggi sebesar 36.72 g per tanaman. Faktor waktu pemetikan daun tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah, kecuali pada jumlah tandan bunga tanaman umur 7 MST. Terdapat interaksi antara perlakuan pemupukan NPK dan waktu pemetikan daun terhadap total bobot polong kering dan indeks panen tanaman. Pemetikan daun dua kali pada 5 dan 7 MST dapat dilakukan tanpa mengurangi hasil polong dengan syarat adanya pemupukan NPK 50 kg ha<sup>-1</sup> pada awal tanam dan NPK 50 kg ha<sup>-1</sup> pada 4 MST dengan hasil sebesar 41.92 g bobot polong kering per tanaman.</p> <p>Kata kunci: hasil biji, konsumsi, pemupukan secara terpisah, subsitusi kedelai, waktu petik daun</p> <p>&nbsp;</p> Valdi Muhamad Rafiansyah Siregar Heni Purnamawati Trikoesoemaningtyas Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 399 406 10.29244/agrob.v11i3.48554 Ketepatan Taksasi Produksi Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Madukismo Yogyakarta https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/50766 <p>Tebu (<em>Saccharum officinarum</em> L.) termasuk komoditas tanaman yang banyak dibutuhkan dalam rumah tangga dan industri, sehingga produksi diperlukan untuk memenuhi permintaan. Tingginya kebutuhan gula nasional mendorong perusahaan tebu agar teliti dalam memperkirakan total produksi mendatang. Metode untuk memperkirakan total produksi panen adalah taksasi produksi. Taksasi digunakan sebagai acuan dalam perencanaan panen agar dapat menghitung kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, serta kapasitas giling. Penelitian bertujuan mempelajari ketepatan taksasi tebu pada bulan Maret dengan realisasi produksi di kebun tebu PG Madukismo, Yogyakarta di wilayah Sleman dan Bantul. Analisis data menggunakan uji homogenitas <em>t-student</em> dengan taraf kesalahan α=5%. Nilai taksasi produksi secara umum belum mencapai ketepatan yang baik karena perbedaan taksasi-produksi di luar batas yang ditentukan yakni 95%. Nilai ketepatan taksasi tahun 2023 pada Rayon Bantul yakni 100.25% dan Rayon Sleman 106.46%. Mayoritas kebun di Rayon Bantul dan Rayon Sleman belum memenuhi standar ketepatan taksasi-produksi, meskipun secara rata-rata selisihnya tidak lebih dari 5%. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketepatan taksasi-produksi yakni dengan memperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan hasil tebu yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti panen dengan tunggul tinggi, serangan hama dan penyakit, kerusakan akibat cuaca buruk, serta ketelitian pengamatan dalam perhitungan taksasi.</p> <p>Kata kunci: kehilangan panen, perencanaan, rendemen, selisih, standar</p> Wanda Alifa Hanny Purwono Suwarto Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 407 414 10.29244/agrob.v11i3.50766 Pengelolaan Pemupukan di Perkebunan Pisang Cavendish Klon DM2 Lampung Timur, Lampung https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48440 <p>Pisang merupakan buah tropis yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, sehingga dibutuhkan peningkatan produksi buah pisang yang tinggi dengan kualitas yang baik melalui manajemen pemupukan. Kegiatan penelitian bertujuan mempelajari pengelolaan pemupukan pisang <em>Cavendish </em>klon DM2 di Lampung Timur. Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Mei 2019. Pengamatan pengelolaan pemupukan meliputi konsep 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat) dan evaluasi produksi. Analisis data hasil penelitian menggunakan Uji t-<em>student</em>. Hasil pengamatan di areal dibandingkan dengan standar dari Departemen <em>Research and Development. </em>Pemupukan di kebun telah memenuhi kriteria tepat kerja. Ketepatan realisasi dosis pupuk Urea, Kiesrite, dan ZnSO<sub>4</sub> telah tepat dosis, sedangkan pupuk KCl dan Petro cas kurang tepat dosis. Realisasi waktu pemupukan belum memenuhi standar kebun. Ketepatan cara pemupukan Urea, KCl, dan Petro cas telah memenuhi kriteria, namun Kiestrite dan ZnSO<sub>4</sub> belum memenuhi standar kebun. Semua jenis pupuk belum tepat tempat saat aplikasi kecuali pupuk ZnSO<sub>4</sub>. Umur buah rata-rata yang dipanen pada sampel blok pengamatan belum maksimal dengan lebar buah yang masih di bawah standar kebun. Jumlah sisir dan hasil bobot tandan juga masih lebih rendah dibandingkan standar kebun.</p> <p>Kata kunci: pisang, pupuk, produksi, tandan</p> Syaiful Anwar Diny Dinarti Agus Purwito Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 415 423 10.29244/agrob.v11i3.48440 Pertumbuhan dan Produksi Empat Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merril) dengan Cara Pemberian N yang Berbeda https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/article/view/48438 <p>Kedelai merupakan komoditas pangan terpenting ketiga setelah jagung dan padi. Sayangnya, produksi kedelai dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kedelai yaitu pemupukan nitrogen dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan mempelajari pertumbuhan dan produksi empat genotipe kedelai terhadap perbedaan cara pemupukan nitrogen. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru dan Laboratorium Pascapanen pada bulan Maret hingga Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RLKT) dengan dua faktor percobaan, yakni genotipe (Tanggamus, Anjasmoro, Manshuu Masshokutou, dan SJ4) dan dosis pemupukan nitrogen (0 kg ha<sup>-1</sup>, 25 kg ha<sup>-1</sup> melalui alur, dan pada umur 3,4,5,6 MST (minggu setelah tanam) dengan volume semprot 400 L ha<sup>-1</sup>). Genotipe kedelai menunjukkan respon yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada tinggi tanaman, indeks luas daun, umur tanaman, nilai kehijauan daun, dan jumlah buku produktif. Genotipe juga memiliki respon yang nyata terhadap komponen hasil meliputi jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 butir biji, serta persentase kondisi biji normal dan keriput. Perbedaan pemupukan nitrogen hanya berpengaruh terhadap umur berbunga tanaman. Tanggamus memiliki respon pertumbuhan dan hasil paling baik jika dibandingkan dengan genotipe lainnya berdasarkan tinggi tanaman, indeks luas daun, jumlah cabang dan buku produktif, persentase biji normal, jumlah polong, serta jumlah dan bobot biji per tanaman.</p> <p>Kata kunci: inokulan, komponen hasil, persentase biji normal</p> Sitta Mujahid Iskandar Lubis Ahmad Zamzami Copyright (c) 2023 Buletin Agrohorti http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2023-09-15 2023-09-15 11 3 424 434 10.29244/agrob.v11i3.48438