Peningkatan Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max L.) Melalui Perlakuan Antar Periode Simpan

  • Anita Rahmasari Rahman Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Maryati Sari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Ridwan Diaguna Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Abstract

Salah satu faktor pembatas penyediaan benih kedelai bermutu adalah daya simpannya yang rendah. Perlakuan antar periode simpan diharapkan dapat menahan laju kemunduran benih dan meningkatkan daya simpan. Penelitian bertujuan mempelajari dan mendapatkan perlakuan antar periode simpan yang mampu mempertahankan viabilitas dan vigor benih kedelai, sehingga daya simpan benih dapat meningkat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB pada bulan Februari hingga Agustus 2023. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap split-plot. Kondisi suhu ruang simpan sebagai petak utama terdiri atas dua taraf yaitu (1) ruang simpan terbuka (28 ± 3 ℃) dan (2) ruang simpan terkendali (20 ± 2 ℃). Perlakuan antar periode simpan sebagai anak petak, terdiri atas lima taraf yaitu (1) kontrol, (2) kombinasi cuci dan jemur (3) jemur (4) pemanasan 50 oC, dan (5) fungisida. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas benih hingga 6 bulan setelah perlakuan (BSP) tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu ruang simpan. Perlakuan fungisida mampu mengeradikasi cendawan Aspegillus niger dan A. Flavus dan mempertahankan daya berkecambah 82 pada 5 BSP dan 80% (6 BSP). Perlakuan jemur menjadi alternatif terbaik pengganti perlakuan fungisida, mampu mempertahankan daya berkecambah 81% (5 BSP) dan 74% (6 BSP), sementara daya berkecambah benih tanpa perlakuan telah turun menjadi 71% (5 BSP) dan 67% (6 BSP).


Kata kunci: fungisida, invigorasi, kemunduran benih, penjemuran, viabilitas

Downloads

Download data is not yet available.

References

Beedi, S., S.I. Macha, B. Gowda, A.S. Savitha, V. Kurnallikar. 2018. Effect of seed priming on germination percentage shoot length, root length, seedling vigour index, moisture content and electrical conductivity in storage of kabuli chickpea cv., MNK-1 (Cicer arietinum L.). J. Pharmacogn. and Phytochem. 7(1):2005-2010.

El Sailendra, A.Y., Nurhafizah. 2022. Uji efektivitas salep ekstrak bunga lawang (Illicum verum) terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. J. Cendekia Sambas 1(2):1-21. https://cendekia.manicsambas.sch.id/index.php/cendekia/article/view/141/102

Hanum, N., Salman, G. Gebine. 2019. Analisis dampak kenaikan harga kacang kedelai terhadap pendapatan UMKM tempe di Kota Langsa. J. Samudra Ekon. 3(2):141–148.

Ilyas, S. 2012. Ilmu dan Teknologi Benih Teori dan Hasil-hasil Penelitian. Bogor: IPB Press.

Jasmi, J. 2017. Viabilias dan vigor benih akibat deteriorasi. J. Agrotek Lestari. 3(1):10–14.

[Kepmentan] Keputusan Menteri Pertanian. 2020. Petunjuk Teknis Sertifikasi Benih Tanaman Pangan. Jakarta: Kementan.

[Kepmentan] Keputusan Menteri Pertanian RI. 2022. Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan. Nomor 1316/ HK.150/C/12/2022.

Kusumaningtyas, D., L. Sulistyowati, S. Djauhari. 2021. Pemanfaatan khamir sebagai bioremediator fungisida berbahan aktif mankozeb. Jurnal HPT. 9(3):85-95. https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.3.3

Kusumastuti, S.N., M. Sari, E. Widajati. 2017. Perlakuan benih diantara periode penyimpanan untuk meningkatkan daya simpan benih kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Bul. Agrohorti. 5(2):242–250. https://doi.org/10.29244/agrob.v5i2.16805

Nurmauli, Y. Nurmiaty. 2010. Studi metode invigorasi pada viabilitas dua lot benih kedelai yang telah disimpan selama sembilan bulan. Ilmu Pertan. Indones. 15(1):20–24.

Patel, J.B., J. Sondarva, C.A. Babariya, R.R. Rathod, V.J. Bhatiya. 2017. Effect of different storage conditions and seed treatments on seed viability in soybean (Glycine max (L.) Merr). J. Appl. Nat. sci.9(1):252. https://doi.org/10.31018/jans.v9i1.1180

Putri, M.C., Erina, M. Abrar, A.K., M.D. 2021. Isolasi dan Identifikasi Aspergillus Sp . pada Kantung Hawa Puyuh (Cortunix Japonica). Acta Vet. Indones. J. 9(2):134–142. https://doi.org/10.29244/avi.9.2.134-142

Qadri, S.N., M. Yamin. 2023. Pengaruh ruang simpan dan fungisida mancozeb terhadap viabilitas benih jarak pagar (Jatropha curcas L.). J. Pertanian Berkelanjutan. 11(1):1-11. https://doi.org/10.30605/perbal.v11i1.2276

Rahayu, M. 2016. Patologi dan teknis pengujian kesehatan benih tanaman aneka kacang. Bul. Palawija. 14(2):78–88. https://doi.org/10.21082/bulpa.v14n2.2016.p78-88

Ramdhaniati, S., I. Noviana, A. Diratmaja, Y. Sukarya. 2017. Daya kecambah benih kedelai yang disimpan dengan beberapa metode pengemasan pada dua kondisi penyimpanan. Bul. Has. Kaji. 7(07):33–38.

Saylendra, A., A.A. Fatmawaty. 2010. Identifikasi mikrorganisme terbawa benih kedelai varietas galunggung, wilis dan anjasmoro. Jur. Agroekotek. 2(1):27–30.

Ramdhaniati, S., I. Noviana, A. Diratmaja, Y. Sukarya. 2017. Daya kecambah benih kedelai yang disimpan dengan beberapa metode pengemasan pada dua kondisi penyimpanan. Bul. Has. Kaji. 7(07):33–38.

Siddiqui, A., S. Dawar, M.J. Zaki, N. Hamid. 2011. Role of ultra violet (UV-C) radiation in the control of root infecting fungi on groundnut and mug bean. Pak J. Bot. 43(4):2221-2224.

Sucahyono, D. 2013. Teknologi penyimpanan dan invigorasi benih kedelai. Bul. Palawija. 25:185–194.

Wahyuni, W., Kartika. 2022. Kajian teknik invigorasi benih kedelai (Glycine max) di Indonesia: Review Artikel. J. Pertan Agroteknologi. 10(4):146–156.

Widajati, E., E. Muniati, E.R. Palupi, T. Kartika, M.R. Suhartanto, A. Qadir. 2017. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB Press.

Published
2024-05-31
How to Cite
RahmanA. R., SariM., & DiagunaR. (2024). Peningkatan Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max L.) Melalui Perlakuan Antar Periode Simpan. Buletin Agrohorti, 12(2), 207-215. https://doi.org/10.29244/agrob.v12i2.55449