Pengaruh Pemberian Amelioran dan Aktinobakteri terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L. (Merr)) dengan Budidaya Jenuh Air pada Lahan Pasang Surut

  • Riska Firotul Hidayah Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Munif Ghulamahdi Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)
  • Iskandar Lubis Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Abstract

Kedelai adalah komoditas utama untuk pangan nasional, dengan lebih dari 70% kebutuhan dipenuhi melalui impor. Hal ini disebabkan rendahnya produksi nasional akibat sentralisasi produksi di lahan sawah, sementara permintaan terus meningkat tiap tahun. Pemanfaatan lahan rawa pasang surut merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan produksi kedelai, akan tetapi lahan rawa pasang surut memiliki pH rendah serta kandungan Fe dan Al yang cukup tinggi. Aplikasi amelioran dan aktinobakteri mampu memperbaiki sifat kimia tanah, sehingga mampu meningkatkan produktivitas kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya jenuh air, dan pemberian amelioran berupa kapur, pupuk kandang, abu sekam, serta aplikasi aktinobakteri terhadap pertumbuhan dan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan pada tipe lahan pasang surut B di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi pada bulan April sampai Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (split-plot) dengan faktor utama adalah amelioran (kontrol, 0.5 ton ha-1 kapur, kombinasi antara 0.5 ton ha-1 kapur + 0.5 ton ha-1 pupuk kandang, dan kombinasi lengkap 0.5 ton ha-1 kapur + 0.5 ton ha-1 pupuk kandang + 0.25 ton ha-1 abu sekam), dan aktinobakteri sebagai anak petak (tanpa aktinobakteri, dan dengan penambahan aktinobakteri). Hasil penelitian menunjukkan pemberian amelioran dengan kombinasi kapur + pupuk kandang + abu sekam memberikan produktivitas lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu mencapai 2.43 ton ha-1. Pemberian aktinobakteri belum mampu meningkatkan produktivitas kedelai.

Kata kunci: aktinobakteri, amelioran, budidaya jenuh air, pasang surut, produktivitas

Downloads

Download data is not yet available.

References

[BPS] Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. 2019. Produksi Kedelai. Jakarta (ID). Badan Pusat statistik Indonesia.

Ghulamahdi, M. 2017. Adaptasi Kedelai Budidaya Jenuh Air untuk Produktivitas Tinggi di Lahan Pasang Surut. Cetakan I. Bogor (ID): IPB Press.

Ghulamahdi, M., M. Melati, D. Sagala. 2009. Production of soybean varieties under saturated soil culture on tidal swamps. J. Agron. Indonesia. 37(3):226–232.

Gomez, K.A., A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Diterjemahkan oleh: E. Sjamsuddin, J.S. Baharsjah. Jakarta (ID): UI Press.

Haryono. 2013. Lahan Rawa: Lumbung Pangan Masa Depan Indonesia. Jakarta (ID): IAARD Press.

Hussein, M.M., L.K. Balbaa, M.S. Gaballah. 2007. Salicylic acid and salinity effects on growth of maize plants. Research J. of Agriculture and Biological Science. 3(4):321-328.

[KemenPUPR] Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. 2015b. Rawa. Peraturan Mentri PUPR No.29 tahun 2015. Jakarta (ID). Kementrian PUPR.

Noyaa, A.I., M. Ghulamahdi, D. Sopandie, A. Sutandic, M. Melati. 2014. Pengaruh kedalaman muka air dan amelioran terhadap produktivitas kedelai di lahan sulfat masam. J. Pangan dan Gizi. 23(2):120–132.

Noor, M. 2004. Lahan Rawa Sifat dan pengelolaan Tanah Bermasalah Sifat Masam. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.

Nugroho, K., Alkasuma, Paidi, W. Wahdini, Abdurachman, H. Suhardjo, I.P.G. Widjaya-Adhi. 1992. Peta areal potensial untuk pengembangan pertanian lahan rawa pasang surut, rawa dan pantai. Proyek Penelitian Sumber Daya Lahan. Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat. 26 hal.

Sahuri. 2011. pengaruh lebar bedengan dan kedalaman muka air terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai pada budidaya jenuh air di lahan pasang surut [skripsi]. Bogor (ID): Insitut Pertanian Bogor.

Sumampow, D.M.F. 1999. Pengaruh Kelembapan Tanah Terhadap Perkecambahan Benih Kedelai (Glycine max (L) Merr.). J. Agrotop. 15-20.

Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Jakarta (ID: PT. Raja Grafindo Persada.

Taufiq, A., A. Wijanarko, Suyamto. 2015. Takaran optimal pupuk NPKS, dolomit, dan pupuk kandang pada hasil kedelai di lahan pasang surut. J. Peneliti Pertananian Tanam Pangan. 30(1):52–57.

Widjaya-Adhi, I.P.G., K.A. Nugroho, Paidi, W. Wahidin, H.S. Abdulrachrnan. 1992. Sumber daya lahan Pasang Surut, Rawa, dan Pantai: Potensi Keterbatasan dan Pemanfaatan. Di dalam: Pertemuan Nasional Pengembangan Lahan Pertanian Pasang Surut dan Rawa. Cisarua.

Yulianto, R., W. Sumiya, D. Yamika, N. Aini. 2017. Pengaruh amelioran tanah pada pertumbuhan tanaman ( Glycine max L .) pada kondisi salinitas. J. Produksi Tanam. 5(2):232–239.

Published
2024-05-31
How to Cite
Hidayah R. F., GhulamahdiM., & LubisI. (2024). Pengaruh Pemberian Amelioran dan Aktinobakteri terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L. (Merr)) dengan Budidaya Jenuh Air pada Lahan Pasang Surut. Buletin Agrohorti, 12(2), 246-256. https://doi.org/10.29244/agrob.v12i2.54531