Identifikasi Bakteri Pencernaan dan Uji Resistansi pada Primata di Kebun Binatang Bukittinggi

  • safika safika sekolah kedokteran hewan dan biomedis
  • Agustin Indrawati Divisi Mikrobiologi Medik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Rahmat Hidayat Divisi Mikrobiologi Medik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Usamah Afiff Divisi Mikrobiologi Medik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Titiek Sunartatie Divisi Mikrobiologi Medik Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University
  • Chorrysa Nauval Firdana Mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis
  • Alvira Destri Prameswari Mahasiswa Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis
Keywords: antibiotik, bakteri pencernaan, primata, resistansi antibiotik

Abstract

Bakteri merupakan satu di antara penyebab terjadinya beberapa penyakit infeksi. Jenis bakteri yang dapat menginfeksi tubuh berbeda-beda tergantung organ atau lokasi target. Organ yang sering diinfeksi oleh bakteri adalah saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis bakteri saluran pencernaan dan pola resistansi bakteri terhadap beberapa jenis antibiotik. Feses primata diperoleh dari Kebun Binatang Bukittinggi yang diisolasi pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), MacConkey agar (MCA), dan agar darah. Isolat bakteri yang didapat kemudian diuji dengan pewarnaan Gram, dan uji biokimia untuk diidentifikasi. Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang didapat dilakukan uji resistansi dengan metode disk Kirby Bauer. Jenis bakteri Gram negatif yang dapat diidentifikasi yaitu Shigella sp., Proteus sp., Escherichia coli, Klebsiella oxytoca, dan Yersinia sp., serta bakteri Gram positif yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus sp., Stomatococcus mucilaginosus, dan Bacillus sp.. Bakteri E. coli mengalami resistan terhadap antibiotik ampisilin, streptomisin, eritromisin (2 isolat dari 2 isolat), amoksisilin tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, gentamisin, kloramfenikol dan asam nalidiksat (1 isolat dari 2 isolat), sedangkan bakteri S. aureus hanya mengalami resistansi terhadap antibiotik ampisilin dan amoksisilin (1 isolat dari 1 isolat). Resistansi tersebut dapat terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat, perpindahan gen antarmikroorganisme.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2023-11-20
Section
Penelitian / Research