Pengaruh Transplantasi Ovarium pada Kelinci Lokal Bunting Semu Terhadap Peningkatan Hormon Kortisol

  • Syafruddin Laboratorium Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
  • Angghian Siti Safur Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
  • Tongku Nizwan Siregar FKH USK
  • Gholib Laboratorium Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
  • Roslizawaty Laboratorium Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
  • Amalia Sutriana Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
Keywords: bunting semu, kortisol, kelinci lokal, transplantasi

Abstract

Implantasi atau proses memindahkan organ tubuh dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain dapat menginisiasi terjadinya stres. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan konsentrasi hormon kortisol pada kelinci lokal bunting semu yang mendapat transplantasi ovarium sapi aceh dengan durasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sembilan ekor kelinci betina lokal berumur 3-5 tahun, bobot badan 1,5-2,9 kg. dibagi dalam tiga kelompok perlakuan (n=3) yakni kelompok transplantasi ovarium sapi di dalam uterus kelinci lokal bunting semu selama 3 hari (K1), 5 hari (K2), dan 7 hari (K3). Sampel feses untuk pemeriksaan konsentrasi kortisol diambil pada waktu sebelum dan setelah transplantasi. Konsentrasi metabolit hormon kortisol diukur dari sampel feses menggunakan teknik enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan rerata konsentrasi hormon kortisol pada kelinci H-3 sebelum transplantasi ovarium sapi aceh adalah 125,12±74,68 ng/g. Konsentrasi kortisol sesudah transplantasi pada kelompok K1; K2; dan K3 masing-masing adalah 433,94±207,44; 176,74±83,00; 343,28±178,42 ng/g (P>0,05). Disimpulkan bahwa transplantasi ovarium sapi aceh pada kelinci lokal bunting semu cenderung meningkatkan hormon kortisol namun durasi ovarium di dalam uterus tidak memengaruhi konsentrasi kortisol.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-12-23
Section
Penelitian / Research