Konversi Lahan Sawah di Kota Bogor dan Strategi Anggaran dalam Mengendalikannya

  • Oni Hidayati Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Wing 5 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
  • Hermanto Siregar Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Wing 5 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
  • A. Faroby Falatehan Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper Wing 5 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680
Keywords: Analitycal Hierrarchy Process (AHP), budget strategy, overlay, wetland protection

Abstract

Conversion of agricultural land in urban areas is most prevalent in wetlands, thus threatening food availability and loss of multifunctional land. In the last five years, the wetland area in Bogor City has dropped dramatically to 321 ha (BPS of Bogor City, 2016). Control of the rate of conversion of wetland in Bogor City is regulated by Local Regulation number 8 year 2011 concerning Bogor City Spatial Plan (RTRW Kota Bogor) 2011-2031. However, its implementation is less effective so that there is a need for economic instruments to support it. The purpose of this study is to describe the wetland conversion in Bogor City and budgetary strategies in order to control it. Spatial analysis with overlay method was used to and resulted in a land conversion pattern which was dominated by housing area of 1 137.33 ha (47.08%) and garden 254.28 ha (10.53%). The conversion pattern was used as the basis of multiple linear regression analysis of factors affecting wetland area in Bogor City during 2000-2015 which results were: production amount (significant at α 1%); building area (significant at α 5 %); realization of Bogor City Agricultural Service budget (not significant) with R2 value = 86.6%. Wetland conversion control was conducted through budget strategies which are analyzed with Analitycal Hierrachy Process (AHP) calculation, resulting as follows: (1) socialization budget; (2) budget for formulating local regulation; (3)budget sharing with the central/provincial government; (4) streamlining the role of the private; (5) budget supervision; (6)budget for (land banking); (7) incentives and disincentives for farmers.

References

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor. (2015). Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor. Bogor: Bappeda Kota Bogor.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2015). Evaluasi Implementasi Kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Jakarta: Bappenas.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor. (2016). Kota Bogor Dalam Angka Tahun 2016. Bogor: BPS Kota Bogor.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat. (2013). Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2013. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.

Dewi, I. A. L., & Sarjana, I. M. (2015). Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Non-Pertanian (Kasus: Subak Kerudung, Kecamatan Denpasar Selatan). Jurnal Manajemen Agribisnis, 3, (2).

Firmansyah, F., & Purwadio H. (2013). Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik. Jurnal Teknik Pomits, 2 (1).

Gevisioner, & S., Riza, (2014). Kegagalan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan di Provinsi Riau. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014. ISBN: 979-587-529-9.

Gujarati, D. (2002). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, S. I. (2008). Analisis Konversi lahan sawah di Propinsi Jawa Timur. J-SBP, 2 (3).

Irawan, A. (2014). Implementasi Kebijakan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. JOM FISIP, 1 (2).

Keiky, Y. R. (2016). Instrumen Kebijakan Perlin-dungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjut-an (Studi Proses Perumusan dan Analisa Karakteristik Instrumen Kebijakan Perlin-dungan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Bojonegoro). Kebijakan dan Manajemen Publik, 4 (2).

Kunarjo. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia..

Kusnadi. (2002). Akuntansi Pemerintahan (Publik) Edisi ketiga. Malang: Unibraw.

Mahmudi. (2011). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: UII Press.

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Mayasary, D. S. (2015). Analisis Perubahan Penggunaa Lahan, Pola Ruang dan Tingkat Perkembangan Wilayah di Kota Bogor. Skripsi . Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mintzberg, H. (1995). Strategic Process. Manila: Printice Hall.

Muljono, P., Bahtiar R., & Warcito. (2016). Strengthening the Institusional of Farmers to Prevent Land Conversion in Cianjur Regency, West Java Province, Bogor Indonesia. Reseach Journal of Applied Sciences 11 (10): 1014-1022.

Nugraharani, D., & Wikarta E. K. (2014). Implementasi Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Dalam Mengatasi Alih Fungsi Lahan (Studi di Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat). Agric. Sci. J., 1 (4): 122-132.

Pradana, M. E. W., & Pamungkas A. (2013). Pengendalian Konversi lahan Peetanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Jurnak Teknik Pomits, 2 (2).

Porter, M.A. (1996). What is Strategy? New York: Havard Business Review.

Putri, Z. R. (2015). Analisis Penyebab Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Lahan Non-Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2003-2013. EKO-REGIONAL, 1 (1).

Rofiqi, D. M., Maarif, M. S., & Hermawan A. (2016). Strategi Percepatan Pengembangan Industri Turunan Minyak Sawit Mentah (MSM) di Indonesia. Jurnal Industri Pangan, 26 (3): 246-254 (2016).

Saaty, T. L. (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para pemimpin, Proses hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Salusu, J. (1996). Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

Sudirman, S., Irham, S. Hartono, & Maas, A. (2010). Analisis Faktor Penyebab dan Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Pinggiran Kota Yogyakarta. J-SEP, 4 (1).

Syaifuddin, Hamire, A., & Dahlan, (2013). Hubungan Antara Jumlah Penduduk dengan Alih Fungsi Lahan di kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jurnal Agribisnis, 9 (2).

Sari, U. (2016). Strategi Meningkatkan Angka Harapan Hidup Melalui Alokasi Anggaran Kesehatan di Provinsi Jawa Barat. Thesis. Institut Pertanian Bogor.

Wells-Dang, A., Tu P.Q., & Burke, A. (2016). Conversion of Land Use in Vietnam Through a Political Economy. Journal of Social Sciences and Humanities, 2 (2), 131-146.

Widayati, W., (2015). Kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Demak. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 1 (1).

Widhiantini, Dharmawan, A. H., Achsani, N. A., & Hadi, S. (2016). Keterlibatan Para Aktor dalam Pengendalian Konversi Lahan Pertanian (Studi Kasus di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali). Jurnal Sosiologi Pedesaan. April 2016, 11-22.

Xie, S., & Napasintuwong, O. (2014). Review of Rice Policies in China, Thailand and Vietnam. Exchange Master’s student, Chine. ARE Working Paper No. 2557/1.

Published
2017-08-05
How to Cite
HidayatiO., SiregarH., & FalatehanA. F. (2017). Konversi Lahan Sawah di Kota Bogor dan Strategi Anggaran dalam Mengendalikannya. Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 1(2), 217-230. https://doi.org/10.29244/jp2wd.2017.1.2.217-230