Indeks Eritrosit Anak Babi (Sus scrofa) yang Diinduksi Sepsis Pascaresusitasi Cairan

  • Muhammad Abhi Purnomosidi Program Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Rismala Dewi Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
  • . Gunanti Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Riki Siswandi Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  • Dwi Utari Rahmiati Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
Keywords: anak babi, indeks eritrosit, koloid, kristaloid, sepsis

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi indeks eritrosit (jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, hematokrit, VER, HER, KHER) pada anak babi (Sus scrofa) setelah diinduksi sepsis dan diresusitasi oleh cairan koloid (modified fluid gelatin 4%) atau kristaloid (ringer asetat malat). Sepuluh ekor anak babi berumur 2-3 bulan dengan berat badan 8-13 kg dibagi menjadi dua kelompok. Induksi sepsis dilakukan dengan injeksi endotoksin Eschericia coli melalui rute intravena hingga terjadi renjatan sepsis. Resusitasi cairan dilakukan pada saat renjatan sepsis terjadi melalui rute intravena. Kelompok pertama menerima resusitasi cairan menggunakan modified fluid gelatin 4% (MFG 4%) dan pada kelompok yang kedua menerima resusitasi cairan menggunakan cairan ringer asetat malat (RAM). Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat setelah anestesi, saat sepsis, dan 3 jam setelah resusitasi cairan. Hasil evaluasi nilai indeks eritrosit menunjukkan bahwa hewan mengalami anemia makrositik regeneratif. Kondisi sepsis dan resusitasi cairan koloid (modified fluid gelatin 4%) maupun cairan kristaloid (ringer asetat malat) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai indeks eritrosit.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dewi R. 2015. Pengaruh cairan koloid atau kristaloid terhadap kejadian acuterespiratory distress syndrome pada hewan coba Sus scrofa dengan sepsisberat: Kajian pada extravascular lung water, IL-8, dan VCAM-1 [disertasi]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

DiBartola SP. 2012. Fluid, Electrolyte, and Acid Base Disorders in Small Animal Practice. Missouri (US): Elsevier Saunders.

Ettinger SJ, Edelman EC. 2009. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Ed ke-7. California (US): Elsevier Health Sciene.

Leksana E. 2009. SIRS, Sepsis, Keseimbangan Asam-Basa, Syok dan Terapi Cairan. Semarang (ID): CPD IDSAI Jateng-Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Undip.

Piagnerelli M, Boudjeltia KZ, Gulbis B, Vanhaeverbeek M, Vincent JL. 2007. Anemia in sepsis: the importance of red blood cell membrane changes. Transfus Altern Transfus Med. 9: 143-149.

Silverstein DC. 2009. Daily Intrvenous Fluid Therapy. Di dalam: Small Animals Critical Care Medicine. 271-280. Missouri (US): Saunders.

Vincent JL, Abraham E. 2006. The last 100 years of sepsis. Am J Respir Crit Care Med. 173: 256-263.

Voigt GL, Swist SL. 2011. Hematology Techniques and Concepts for Veterinary Technicians. Ed ke-2. West Sussex (UK): Wiley-Blackwell.

Published
2017-08-18
How to Cite
PurnomosidiM. A., DewiR., Gunanti., SiswandiR., & RahmiatiD. U. (2017). Indeks Eritrosit Anak Babi (Sus scrofa) yang Diinduksi Sepsis Pascaresusitasi Cairan. ARSHI Veterinary Letters, 1(2), 21-22. https://doi.org/10.29244/avl.1.2.21-22