Pengawetan Bambu dengan Metode Boucherie

  • Rumanintya Lisaria Putri Departemen Akutansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Balitar, Jl. Majapahit No. 24, Sananwetan, Kec. Sananwetan, Blitar 66137
  • Lya Rochmawati Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • Dodi Nandika Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
  • I Wayan Darmawan Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

Abstract

Bamboo is known as fast-growing species that could be derived into various products. However, bamboo is suspectible to the wood destroying organisms.  Preservation is one way to improve the service life of bamboo. This study aimed to analyze the effect of differences in anatomical structures of betung bamboo (Dendrocalamus asper Backer) and andong bamboo (Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steudel) Widjaja), and the effect of pressure on the flow time and retention of entiblu preservative in the Boucherie method. Bamboo stems with diameters of 10-14 cm were cut in 1; 1,5; 2; and 2,5 m lengths. The bamboo stems with moisture content of around 30% were preserved by 5% of entiblu preservative solution. The data observed were the flow time of the preservative entiblu solution from base of the stem until dripping on the top of the bamboo culm, and the retention of preservative. The anatomical structure of the bamboo trunk before preserving was also observed. The results showed that the average flow times in andong bamboo and betung bamboo were 37.75 minutes and 41.50 minutes, respectively. The average retention of entiblu solution on andong bamboo was 3.49 kg/m³ and on betung bamboo was 3.60 kg/m³.

Keywords: andong bamboo, betung bamboo, anatomical structure, boucherie method, entiblu preservative

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdurrohim S. 1996. Pengawetan lima jenis kayu secara pelaburan memakai dua jenis bahan pengawet. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 14(5): 204210.

Aini N, Morisco, Anita. 2009. Pengaruh pengawetan terhadap kekuatan dan keawetan produk laminasi bambu. Forum Teknik Sipil No. XIX. Bandung (ID): Balai Bahan Bangunan Puslitbang Permukiman. hlm : 979

Augistyra DD. 2012. Distribusi Ikatan Pembuluh, Sifat Fisis Mekanis Dan Bambu Laminasi Dua lapis. [Skripsi]. Bogor (ID): IPB press.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2003. Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung. SNI (Standar Nasional Indonesia SNI.01-5010-1999. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional-BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia. Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu. SNI 01.7207-2006. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional-BSN

Darupratomo MT. 2008. Pengaruh Proses Pengawetan Bambu Terhadap Karakteristik Bambu Sebagai Bahan Bangunan. Prospect. 4(6): 720

Dransfield S, Widjaja EA. 1995. Plant Resources of South East Asia (PROSEA) No.7: Bamboos. Leiden (NL): Backhuys Publisher.

Dwijoseputro D. 1980. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta (ID). PT.Gramedia.

FAO, INBAR. 2005. Global Forest Resources Assessement Update 2005. Indonesia Country Report on Bamboo Recources. Forest Resources Assessment Programme Working Paper (Bamboo). Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO), Fores Department and International Network for Bamboo and Rattan (INBAR), Jakarta (ID), May, 2005.

Febrianto F, Gumilang A, Carolina, Yoresta FS. 2014. Distribusi bahan pengawet larut air pada kayu diawetkan secara sel penuh dan sel kosong. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis. 12(1): 2032.

Findlay WPK. 1985. Preservation of timber in the tropics. Dodrecht, Netherlands (NL). Kluwer Academic Publisher. https://doi.org/10.1007/978-94-017-2752-5

Gasson P, Miller R, Stekel DJ, Whinder F, Zieminska K. 2010. Wood identification of Dalbergia nigra (CITES Appendix I) using quantitave wood antomy, principal components analysis and naive Bayes classification. Journal Annals of Botany. 105: 4556. https://doi.org/10.1093/aob/mcp270

Grosser D, Liese W. 1971. On the anatomy of Asian bamboo, with spec

ial reference to their vascular bundles. Wood Science Technology. 5: 290312. https://doi.org/10.1007/BF00365061

Handoko EB, Maurina A, Gustin R, Sudira B, Priscila J. 2015. Peningkatan durabilitas bambu sebagai komponen konstruksi melalui desain bangunan dan preservasi material. Bandung (ID). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan

Hamzah N, Pujirahayu N, Tama SR. 2016. Pemanfaatan Boraks Untuk Pengawetan Bambu Betung (Dendrocalamus Asper Backer) Terhadap Serangan Rayap Tanah (Captotermes Curvignathus). Ecogreen Journal. 2: 131136.

Hunt GM, Garratt AG. 1986. Wood Preservation. New York (US): Mc Graw - Hill Book Company.

Ismanto A, Martono D. 2013. Aktivitas fungisida bahan pengawet kayu berbahan aktif majemuk terhadap jamur biru Diplodia sp. Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa. 3(2): 146153. https://doi.org/10.31938/jsn.v3i2.64

Lempang M. 2016. Pengawetan bambu untuk barang kerajinan dan mebel dengan metode tangki terbuka. Info Teknis Eboni. 13(2): 7992

Liese W. 1980. Preservation of Bamboo, in Lessard, G and Chouinard, A., Singapore. Bamboo research in asia Proceedings Workshop. May 2830

Liese W. 1998. The anatomy of bamboo culms. Technical report: [INBAR] International Network for Bamboo and Rattan. Beijing, China (CN).

Montgomery DC. 1984. Design and Analysis of Experiments. New York (US): John Wiley & Sons.

Morisco B. 1999. Rekayasa Bambu. Yogyakarta (ID): Nafiri Offset.

Muslich M, Rulliaty S. 2014. Ketahanan bambu petung (Dendrocalamus asper Backer) yang diawetkan dengan CCB terhadap serangan penggerek di laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 32(3): 199208. https://doi.org/10.20886/jphh.2014.32.3.199-208

Nuriyatin N. 2012. Pola Ikatan Pembuluh Bambu Sebagai penduga Pemanfaatan Bambu [Skripsi]. Bogor (ID). IPB Press.

Novrianti E. 2007. Pengaruh morfologi batang bambu terhadap efisiensi penebangan. Info Hasil Hutan. 30 (1): 116.

Rulliaty S, Muslich M, Hadjib N, Pari G, Basri E, Sulastiningsih IM. 2013. Sifat Dasar dan Kegunaan Bambu. Bogor (ID). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.

Ruslan, Daud M, Muin M, Latief L, Firmanti A. 2012. Efektivitas Pengawetan Bambu menggunakan boron Dengan Metide Pompa Tekan Modified Boucherie (MOBURI). Makassar (ID). Balai Pengembangan Teknologi Perumahan Tradisional.

Sulthoni A. 1994. Permasalahan Sumber Daya Bambu di Indonesia. Bogor (ID). Yayasan Bambu Lingkungan Lestari.

Susanti E. 2001. Pengawetan bambu tali (Gigantochloa apus Kurz) dengan menggunakan metode Boucherie. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor,

Tobing TL. 1977. Pengawetan Kayu. Bogor (ID). Lembaga Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB.

Wardiha MW, Agistiningtyas RS, Sumawa WAM. 2018. Efektivitas pengawetan bambu petung dan gewang menggunakan boron dan ccb secara rendaman dingin boucherie yang dimodifikasi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 36 (2): 159170. https://doi.org/10.20886/jphh.2018.36.2.159-170

Wijaya EA, Utami NW, Saefudin. 2004. Panduan Membudidayakan Bambu. Bogor (ID). LIPI.

Wijaya EA. 2001. Identifikasi Jenis Jenis Bambu di Jawa. Bogor (ID): LIPI Seri Panduan Lapangan.

Published
2020-10-27
How to Cite
PutriR. L., RochmawatiL., NandikaD., & DarmawanI. W. (2020). Pengawetan Bambu dengan Metode Boucherie. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(4), 618-626. https://doi.org/10.18343/jipi.25.4.618