Pengelolaan Lahan Basah Terpadu di Desa Mulia Sari Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin

  • Ombun Rahmi
  • Robiyanto Hendro Susanto
  • Ari Siswanto
Keywords: Banyuasin, integrated management, lowland

Abstract

Lowland is the fragile land which is sensitive toward modification. The accurate and integrated management is substantially needed to utilize the lowland. This study analyzed the integrated lowland management in Mulia Sari Village, Tanjung Lago Subdistrict, Banyuasin Regency, South Sumatera Province. Sampling was chosen randomly consisted 21 respondens. Primary data: the farmers typical and farming system, were collected by using questionnaire while doing observation and purposive interviewing method. Qualitative approach was used to analyze the data. The result represented that the farmers typical substially determine the integrated lowland management. 80% people in Mulia Sari Village are farmers. Average farmers are between 25-65 years old. 75% farmers are male which is higher than female farmers that is 4.7%. More or less 50% farmers do not comply nine years learning programme. 33% of farmer’s educational level was only elementry school. Approximately, 47.61% graduated junior high school. They got land between 0.5-4 acre and more than 30% rented. The farming system of lowland need to consider water and land management. Both water and land management are the primary requirement in the integrated lowland management. The integrated lowland management in Mulia Sari Village is hardly to apply. It still needs strategic policy and elucidation which are compatible with the farmer’s typical and the lowland ecosystem.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ombun Rahmi
Program Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Studi Manajemen Rawa Terpadu, Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Jln. Padang Selasa 524, Bukit Besar Palembang 30139
Robiyanto Hendro Susanto
Program Studi Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Jln. Padang Selasa 524, Bukit Besar Palembang 30139
Ari Siswanto
Program Studi Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Jln. Padang Selasa 524, Bukit Besar Palembang 30139

References

Cahyono S, Tjokropandojo DS. 2013. Peran Keorganisasian Petani dalam Mendukung Keberlanjutan Pertanian sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Lokal. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 2(1): 15-23.

Dakhyar N, Hairani A, Indrayati L. 2012. Prospek Pengembangan Penataan Lahan Sistem Surjan di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Agrovigor. 5(2): 113-118.

Hardjoamidjojo S, Setiawan BI. 2001. Pengembangan dan Pengelolaan Air di Lahan Basah. Buletin Keteknikan Pertanian. 15(1): 40-47.

Jamal E, Syahyuti, Hurun AM. 2002. Reforma Agraria dan Masa Depan Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian. 21(4): 133-139.

Luntungan AY. 2012. Analisis Tingkat Pendapatan Usahatani Tomat Apel di Kecamatan Tompasako Kabupaten Minahasa. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah. 7(3): 1-25.

Maftuah E, Maas A, Syukur A, Purwanto BH. 2011. Potensi Bahan Amelioran Insitu dalam Meningkatkan Ketersediaan Hara. Prosiding Kongres Nasional HTI X: Tanah Untuk Kehidupan yang Berkualitas Buku I: 330-340.

Maftuah E, Noor M, Hartatik W, Nursyamsi D. 2014. Pengelolaan dan Produktivitas Lahan Gambut untuk Berbagai Komoditas Tanaman. (belum dipublikasikan).

Masganti. 2013. Teknologi Inovatif Pengelolaan Lahan Suboptimal Gambut dan Sulfat Masam Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. 6(4): 187-197.

Masganti, Wahyunto, Ai D, Nurhayati, Rachmiwati Y. 2014. Karakteristik dan Potensi Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegrasi di Provinsi Riau. Jurnal Sumberdaya Lahan. 8(1): 59-66.

Najiyati S, Muslihat L, Suryadiputra INN. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Bogor (ID). Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada.

Rachman NF. 2013. Rantai Penjelas Konflik-Konflik Agraria yang Kronis, Sistemik, dan Meluas. Jurnal BHUMI. 12(37): 1-14.

Rahmawaty, Rauf A, Siregar AZ. 2014. Kajian Sebaran Lahan Gambut sebagai Lahan Padi di Pantai Timur Sumatera Utara. Warta Konservasi Lahan Basah Wetlands International-Indonesia. 22(3): 10-11.

Sadono D. 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan. 4(1): 65-74.

Somantri GR. 2005. Memahami Metode Kualitatif. Jurnal Makara, Sosial Humaniora. 9(2): 57-65.

Sukadi. 2007. Kajian Peran Kelembagaan Kelompok tani dalam Mendapatkan Modal Usaha Agribisnis Bawang Merah di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 3(2): 156-164.

Triana. 2012. Pertemuan Regional Asia Konvensi Ramsar November 2011 dan Persiapan Conference of The Parties (COP) XI Juni 2012 di Rumania. Warta Konservasi Lahan Basah Wetlands International-Indonesia. 20(1): 8-9.

Widjaja-Adhi IPG, Ratmini NPS, Swastika IW. 1997. Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Published
2017-10-09
How to Cite
RahmiO., SusantoR. H., & SiswantoA. (2017). Pengelolaan Lahan Basah Terpadu di Desa Mulia Sari Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 20(3), 201-207. https://doi.org/10.18343/jipi.20.3.201